JABAR EKSPRES,BANDUNG – Dinas perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Jabar) mengaku di Minggu ini keberadaan minyak goreng bersubsidi dengan merek dagang Kita akan mudah didapat kembali di pasaran.
Sebab Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan mengatakan, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menambah jumlah volume produksi minyak goreng kita.
“Kita sudah Rapat Koordinasi dan diarahkan oleh kemendag (Kementrian Perdagangan) bahwa volume untuk produsi (minyak goreng kita) akan ditambahkan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (16/2).
Adanya penambahan jumlah volume produksi tersebut, Iendra mengatakan bahwa masyarakat lebih condong menyukai pengunaan minyak goreng kita dibandingkan curah bahkan premium.
“Nah targetnya Minggu ini sudah keluar lagi (minyak goreng kita dipasaran) sehingga kita harus memantau di jalur distribusi. Bahkan kita juga sudah diberikan lampu hijau baik provinsi maupun kabupaten kota untuk ikut membantu mengawasi distributor-distributor ini,” katanya
Kelangkaan minyak Kita yang terjadi beberapa waktu lalu, Iendra menjelaskan bahwa dikarenakan adanya kelebihan persentase dalam ekspor Crude palm oil atau minyak kelapa sawit ke negara luar.
Selain itu, banyaknya permintaan dari konsumen juga menjadi faktor utama terkait dengan langkanya minyak goreng kita di pasaran.
“Sehingga suplai yang juga berkurang karena dampak ekspor kita yang menurun, yang kedua dimain (permintaan) masyarakat juga naik. Tapi kita dengan kemendag dan Kemenperin sudah berkoordinasi dengan para produsen untuk menambah produksinya,” pungkasnya
Sebelumnya, Pasokan minyak goreng subsidi dengan merek dagang Kita mulai langka di Pasaran. Bahkan sejumlah pedagang di pasar pun mengeluh terkait dengan langkanya pasokan minyak tersebut.
Salah seorang pedagang di Pasar Kosambi Bandung, Cecep Wariana (40) mengatakan bahwa pasokan minyak tersebut sudah tidak ada sejak dua bulan yang lalu.
Bahkan jika ada pun, minyak yang diberikan oleh distributor lebih sedikit dari biasanya dengan harga jual mengalami peningkatan.
“Tapi kalau ngambilnya banyak (minyak kita) itu harus disilang sama yang mahal atau harus beli produk yang lainnya. Malahan kemarin saja terakhir harganya Rp 180.000 satu dus, di jual satuan Rp 15.000 – Rp 16.000. Harga normal itu Rp 14.000,” ujarnya saat ditemui di lapak dagangannya, Selasa (31/1) lalu.