Cerita Pak Koran yang Nyentrik saat Mengajar hingga Viral di Medsos

“Di era sekarang cara mendidik anak-anak beda, gak bisa disamain dengan zaman dulu. Kalau sekarangkan ada kurikulum merdeka, di mana si anak benar-benar bisa bebas milih mau belajar apa sesuai dengan kemauan mereka,” katanya.

“Zaman kita dulukan kalau kata guru A ya kita ngikut aja A, kalau anak milenial zaman sekarang gak bisa, mentalnya beda jadi harus sesuai dengan era modern mereka. Kita sebagai guru yang harus ngikut mereka,” sahutnya.

Dia memandang, di zaman media sosial, anak muridnya tentu sudah akrab dengan berbagai platform yang menampilkan beberapa referensi musik.

Bahkan bukan sesuatu yang aneh lagi bila dirinya bertemu anak murid di acara musik yang diantar oleh orang tuanya.

“Karena zaman media sosial juga, sebagian dari mereka sudah tahu band-band tersebut, malah udah ada yang suka nonton konser juga, di antar sama orangtuanya, nonton saya. Udahnya mereka salam ke saya, cium tangan,” bebernya.

Karena banyak muridnya yang sering nonton konser atau gigs itu, dirinya hanya memoles sedikit saja, kadang berbagi referensi soal lagu bersama anak-muridnya.

“Saya hanya memoles dikit, menerangkan makna lagunya versi saya, beberapa memang ada yang satu tongkrongan banget, kaya vokalisnya The Jansen jadi bisa cari tahu arti lagu-lagunya. Justru saya itu sekarang banyak dikasih referensi oleh murid saya,” tuturnya.

Guru kesenian ini sering berasing-song bersama muridnya disela-sela jam kosong kelas. Daripada berisik yang aneh-aneh, dirinya memilih untuk mengajak berkarya.

’’Sebagaimana kita tahu bahwa guru itu digugu dan ditiru, ia banyak berharap pada muridnya, guru tentu menjadi pengantar pintu gerbang menuju masa depan. Anak-anak lebih baik banyak berkarya, jangan dekatin hal-hal yang gak penting kayak alkohol, narkoba, apalagi seks!,” pesannya.

Bagi dia murid-muridnya adalah seniman-seniman kecil, yang mengajari dirinya banyak hal dan ini memang zamannya mereka yang mengakrabi teknologi secepat kilat. Mulai referensi musik, bacaan lainnya, bahkan kemudahan digital. “Padamu guru kami berbakti, bersama guru kami bernyanyi’’ katanya. (*)

 

 

Tinggalkan Balasan