JAKARTA – Mendekati bulan puasa, drama kelangkaan bahan pokok kembali terjadi. Kali ini keberadaan Minyak Goreng Kita yang diinisiasi Kementerian Perdagangan tiba-tiba hilang bak ditelan bumi.
Kondisi ini menujukan bahwa pemerintah tidak peka dengan situasi yang akan terjadi. Terlebih dalam menghadapi hari-hari besar.
Bahkan, pada setiap kegiatan monitoring harga sembako, pemerintah selalu mengatakan bahwa pasokan harga aman dan stabil.
Akan tetapi pada kenyataan, stetmen yang diucapkan pemerintah pusat maupun daerah hanya penghibur untuk rakyat kecil belaka.
Minyak Goreng Kita sendiri diluncurkan oleh Menteri Perdagangan yang pada waktu itu telah membuat kesepakan dengan para produsen.
Dipasaran Minyak Goreng Curah kemasan dengan merek Minyak Kita dipatok dengan harga Rp 14,000 per liter.
Akan tetapi saat ini harga minyak Kita kondisinya langka. Kalau pun ada pedagang menjualnya dengan harga Rp 18.000 per liter.
Artinya harga Minyak Kita yang dijual sudah melebihi HET yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan penelusuran Jabarekspres, disejumlah pedagang di pasar tradisonal Kota Bandung mengaku pasokan minyak goreng kita terus mengalami pengurangan.
Adapun bagi pedagang yang menjual Minyak Kita dipatok harganya mencapai Rp 18.000 per liternya.
Ade Ruhyat 35, seorang pedagang di pasar Cicaheum mengaku, sangat sulit mendapatkan minyak goreng kita.
Harga minyak kita di tingkat distributor sudah mengalami kenaikan dengan harga jual Rp 14.000. sehingga untuk menjualnya ke konsumen para pedagang terpaksa menaikan harga.
Sementara itu mendengar harga Minyak Kita naik dipasaran, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan beralasan, kelangkaan minyak kita terjadi karena adanya penurunan penyaluran Domestic Market Obligation (DMO).
Menurutnya, realisasi DMO pada 2022 lalu melebihi 100 persen, akan tetapi pada awal tahun ini menurun menjadi 86,31 persen dan mengalami penurunan kembali sebesar 71,81 persen.
Penurunan ini berdampak kepada pengurangan pasokan minyak ke masyarakat. Sehingga harga minyak kita mengalami kenaikan.
Masalah ini akan segera diselesaikan dengan menambah pasokan minyak goreng curah kemasan mencapai 450.000 ton.
Jumalh itu melibihi dari kebutuhan minyak goreng nasional yang mencapai Rp 300.000 ton.
Zulkifli memastikan, para pengusaha minyak goreng sudah berkomitmen untuk kembali meningkatkan pasokan DMO tersebut.