NASIB pedagang di Teras Cihampelas atau Skywalk Cihampelas, kini, nafasnya sudah berada di paling ujung. Ujung dalam artian: hampir selesai. Sepi dan jauh dari yang namanya ‘keramaian pengunjung’.
Terbaru, lantaran sepi dan tutupnya puluhan kios dagangan, dua sejoli tertangkap kamera warga tengah berbuat hal tak senonoh. Kejadian itupun, seakan menggagalkan seluruh upaya penyegaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Dimulai dari pemanfaatan bantuan corporate social responsibility (CSR) pihak swasta, revitalisasi Teras Cihampelas akhir tahun 2022, sampai diadakannya sejumlah event hasil kolaborasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bandung. Gagal.
Akan tetapi, permasalahan Teras Cihampelas tidak sesederhana itu, Bukan saja menyoal sepinya pengunjung, pemerintah juga mesti menyorot sepinya pedagang.
Tercatat berdasarkan data yang dihimpun Jabar Ekspres, tak lebih dari 20-an pedagang yang masih aktif berjualan di skywalk. Skywalk yang digadang-gadang terpanjang se-Asia Tenggara.
Tentu hal demikian jauh dari tujuan awal, dimana pada masa pemerintahan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, skywalk tersebut ditujukan sebagai tempat relokasi 192 pedagang kaki lima (PKL). Saat ini, kios yang buka bahkan tidak sampai menyentuh separuh dari jumlahnya.
Kemana Perginya Ratusan Pedagang
Pandemi Covid-19 adalah sebuah malapetaka. Tak lama setelah kemunculannya, selain sektor kesehatan, ekonomi dibuat remuk redam. Laju perekonomian terhenti seketika.
Tak pelak, ratusan pedagang Teras Cihampelas pergi meninggalkan kiosnya. Ditambah dengan adanya pembatasan berkegiatan masyarakat, skywalk itu sekarang kosong melompong.
Tempat relokasi yang membawa mimpi destinasi ekonomi dan pariwisata pada tahun 2018, selepas diresmikan itu, ternyata hanya mampu bertahun tak lebih dua tahun. Seorang pedagang pakaian dan makanan ringan, Ira Rahayu (53) menyebut, kegemilangan hanya terjadi pada tahun-tahun tersebut.
Selebihnya, beberapa pedagang menutup kios dan sisanya, pergi berjualan di bawah Teras Cihampelas. Ira menilai, sekalipun pemkot berupaya dengan mengadakan event. Semua jadi percuma, lantaran para pedagang masih menolak untuk berjualan di skywalk.