Terhantam Krisis 98, Tak sampai sepuluh tahun Ical berjaya. Tetapi hanya dalam sekejap, krisis ekonomi tahun 1997 membuat kurs rupiah menggelembung, membuat utang-utang perusahaan dalam dolar membengkak hingga 9,7 triliun rupiah. Sejumlah perusahaan milik Bakrie satu persatu tumbang untuk melunasi utang Bank Nusa Nasional. Saham-saham keluarga Bakrie & Brothers susut tinggal 2,5% saja. Kebangkrutan Bakrie Grup membuat negara ikut pusing. Pada akhirnya Bakrie kehilangan warisan karena penyelesaiannya adalah menukar utang menjadi saham yang mengambil alih 80 persen aset lima bisnis andalan Bakrie.
Bakrie Group Kembali Berjaya, Ical lalu kembali ke sektor usaha yang dulu dirintis ayahnya; barang-barang hasil bumi. Meski Ical melepas urusan bisnis setelah menjadi Menteri Koordinator Perekonomian pada 2004, kekayaannya naik mengikuti harga-harga batu bara, minyak kelapa sawit yang terus meroket. Ical sempat menjadi orang terkaya di Indonesia apalagi setelah saham-saham Bakrie & Brothers yang naik drastis terutama saham BUMI yang naik 1.000% dalam waktu 2 tahun ke titik tertingginya di harga Rp8.750 per lembar saham di tahun 2008.