BANDUNG BARAT – Potensi zakat profesi di Kabupaten Bandung Barat (KBB), dari Aparatur Sipil Negara (ASN) masih belum optimal.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) KBB akan mendapatkan potensi yang besar apabila zakat profesi ASN ini bisa dimaksimalkan.
“Potensi zakat profesi di KBB sangat besar, itu yang akan kami maksimalkan. Karena saat ini kisarannya masih sekitar Rp300 juta-Rp400 juta/bulan,” kata Ketua Baznas KBB, Iing Nurdin, Selasa (17/1).
Zakat profesi yang ditarik dari ASN ini nilainya 2,5 persen. Walaupun belum optimal, namun Baznas KBB mengapresiasi langkah ASN yang sudah menyisihkan untuk zakat profesi.
Rencananya, kata dia, ke depan penerimaan zakat profesi bisa dari masyarakat umum atau swasta.
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas KBB, Saiful Rachman menyebutkan, nilai zakat profesi yang terkumpul masih naik turun.
Tapi jika dirata-ratakan dalam setahun terkumpul kurang lebih sekitar Rp 4 miliar. Padahal jika semua potensi dimaksimalkan angkanya bisa mencapai puluhan miliar rupiah.
Misalnya kolaborasi Baznas dengan Pemkab sehingga penerimaan zakat profesi dari kalangan ASN bisa terus ditingkatkan lagi.
Termasuk dari para anggota DPRD KBB yang diharapkan mau menyalurkan zakat profesinya melalui Baznas. Sebagai lembaga resmi pemerintah dalam penyaluran zakat.
“Dinas yang paling besar menyumbang zakat profesi seperti Disdik dan Dinkes. Karena memang dinas gemuk (paling banyak jumlah ASN). Belum lagi potensi di DPRD, kemudian di lingkungan Kantor Kemenag yang berdasarkan perhitungan dalam sebulan bisa mencapai sekitar Rp40 juta namun sekarang masih diangka Rp10 juta,” jelasnya.
Oleh karenanya, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Karena banyak muzaki yang setiap bulannya mengeluarkan zakat profesinya tapi sudah punya salurannya masing-masing.
Itu yang coba kita imbau agar mau juga menyalurkan zakat profesinya melalui Baznas.
“Kami pastikan akan menyalurkan ke yang berhak sesuai dengan kategori delapan asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil,” tandasnya. (mg1/drx)