JABAR EKSPRES- PT Singaraja Putra Tbk Adalah emiten berkode SINI yang mendadak naik daun dalam sebulan terakhir setelah diakuisisi oleh Happy Hapsoro, suami dari Ketua MPR RI, Puan Maharani sekaligus menantu dari Megawati Soekarnoputri. Singaraja Putra sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan penginapan jangka pendek dan juga bergerak di bidang industri perkayuan untuk komponen bahan bangunan yang berorientasi pada ekspor melalui anak usahanya. Lantas apa yang menarik dari saham SINI?
Bisnis yang Dijalankan Singaraja Putra PT SINGARAJA PUTRA Tbk 54,00% dan PT INTERKAYU NUSANTARA 99,10%
PT The Room Indonesia PT Interkayu Nusantara (IKN) bergerak di bidang industri perkayuan untuk komponen bahan bangunan yang berorientasi pada ekspor. PT The Room Indonesia (TRI) bergerak di bidang penyediaan penginapan jangka pendek melalui Imperial Singaraja, modern hostel yang berlokasi di Lippo Cikarang.
Perusahaan yang baru IPO tahun 2019 ini menunjukkan adanya konsistensi kenaikan pendapatan tapi tidak dengan laba bersihnya, di tahun 2018 perusahaan mencetak kerugian senilai Rp 1 miliar dan di tengah Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dengan kerugian sebesar Rp 200 juta.
Ternyata bisnis kayu yang dijalankan SINI menyumbang sekitar 99,9% dari total pendapatan yang diraih perusahaan. Sejauh ini berarti bisnis hostel yang dijalankan perusahaan masih belum memberikan kontribusi yang signifikan.
Meskipun pendapatan perusahaan terbilang lumayan besar, dengan nilai ratusan miliar per tahunnya, tapi ternyata keuntungan bersih yang didapat perusahaan sangat kecil, buktinya NPM perusahaan saja selama 5 tahun terakhir rata-ratanya di bawah 1%.
Valuasi perusahaan terbilang wajar dan juga tidak bisa dibilang murah atau undervalue karena sejak pandemi Covid-19 di tahun 2020 saja, valuasi perusahaan belum pernah menyentuh di bawah 1x PBV nya.
Aksi Akuisisi Saham SINI oleh Happy Hapsoro Harga saham SINI melonjak drastis setelah terjadi peralihan pengendali saham atau setara 70% saham yang dikeluarkan Perseroan. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis IDX. pengendali baru disebut “Kelompok yang Terorganisasi” yang terdiri dari PT Autum Prima Indonesia, PT Basis Energi Prima, Batubara Development Pte. Ltd. PT Autum Prima Indonesia memegang 144.300.000 saham yang setara 30% dari total saham. Lalu PT Basis Energi Prima memiliki 57.720.000 saham yang setara dengan 12% dari total saham. Selain itu, Batubara Development Pte. Ltd., memiliki 134.680.000 saham yang setara dengan 28% dari total saham yang dikeluarkan oleh Perseroan.