Mohamad BBC

 

Rihlatul Ulfa

Untung tidak mendaftar ke camp arginex ‘maaf kalau tulisannya salah hehe. melihat tulisan Abah edisi minggu, yg dikupas habis2 tentang latar belakang perush2 yg datang hasil dari ‘undian’ apalah jika saya mendaftar dan menang undian. ada yg lulusan SMA dua orang tiga dengan saya. terus udah gak dibahas lagi wkwk. sedangkan yg lain lulusan dr toronto dll. keragu-raguan saya untuk mendaftar memang jelas memperlihatkan saya bisa saja insecure wkwkwk.

 

Rihlatul Ulfa

tarif KRL yang akan dipisahkan dengan sikaya dan simiskin ‘kalau jadi’ bagaimana jika mekanisme itu tetap dijalankan? apakah gerbong 1 dan 5 akan jadi gerbong sikaya dan gerbong 6 sampai 11 untuk para simiskin, apakah kartu yg digunakan untuk sikaya akan berbeda dengan simiskin? biasanya jika kita mau menombokan sesuatu memang yg keluar adalah keribetan untuk menyelesaikan masalah itu. dulu saat direktur KAI di pimpin oleh Ignasius Jonan ada ‘si orang kaya’ yg marah2 kenapa ia harus satu gerbong dengan orang miskin yg ‘bau keringat’ katanya. dan si kaya saat itu berkata ke pak Jonan ‘naikan saja tarif krl, sampai 20 ribupun tak apa, asal saya tidak satu gerbong dengan mereka. jika pemikiran itu direalisasikan sekarang, lihatlah apakah itu akan menjadi keuntungan atau kerugian. seperti ‘royaltrans’ dengan tarif 20 ribu dengan kursi yg empuk berwarna ungu, tidak ada yg berdiri dengan ac yg wangi, pakaiannya kebanyakan parlente, saya pernah menaiki itu saat harus memotong waktu banyak dari bsd menuju-fatmawati. apakah ‘royaltrans’ itu juga di perkasai oleh orang2 kaya yang tidak ingin berhimpit2an di busway berwarna biru dengan tarif 3500 yg disubsidi oleh DKI?.

 

Amat Kasela

Apakah “jam” sama dengan “waktu”? “Jam berapa sekarang?” “Pukul berapa sekarang?” Dalam ragam percakapan, informal, jam disamakan dengan pukul. Namun, ketika masuk ke ranah ragam bahasa formal, keduanya dibedakan. “Jam” mengacu pada lama waktu (durasi), misalnya, satu jam sama dengan enam puluh menit. Lalu, “pukul” mengacu pada saat yang menyatakan waktu, misalnya, “Pukul berapa sekarang?” *Mohon maaf Pak Arifin, lagi lupa minum obat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan