Tsinghua Lutfiya

Pecahnya hubungan kepala daerah dan wakil, biasanya dimulai dari sang wakil yang merasa tidak diberi wewenang. Ditambah anggarannya. Semua diambil No 1. Lalu kompor di sekitar sang wakil menyala. Sang wakil lantas merasa lebih mampu. Akhirnya sang wakil menunjukkan tanda-tanda akan menjadi pesaing di Pilkada berikutnya.

Semua itu tidak terlihat di NTB. Berarti kemungkinan besar keduanya masih akan berpasangan lagi di tahun 2024 nanti.

Kuat sekali.

Sang wagub termasuk bukan tipe hanya pendulang suara. Lewat ketokohannyi di Nahdlatul Wathan. Sang wagub orang pintar. Waktu SMA juara se-provinsi. Bu wagub NTB ternyata Doktor dari UNJ, S2 UNS, S1 ITS. Pernah lama menjadi pimpinan di perusahaan asing di NTB. Kalau pidato sangat menarik. Kalau bekerja sangat detail.

Wagub Sitti punya kapasitas untuk mengatur dengan gubernur yang doktor ekonominya dari Universitas Glasgow itu. Tapi dia tidak melakukannya.

“NTB beruntung punya pasangan kepala daerah seperti ini,” ujar Lutfiya.

Dalam posisi seperti itu Lutfiya sering diminta mengoordinasikan kerja sama internasional. Misalnya kerja sama Lombok-Hainan. Dua-duanya pulau wisata. Di Indonesia dan di Tiongkok.

Juga kerja sama ekonomi NTB dengan Denmark. Atau kerja sama pendidikan NTB dan Nottingham, Inggris.

Sambil sibuk itu, Lutfiya terus mencari beasiswa. Dia tetap semangat untuk bisa kuliah S2 di luar negeri. Pengabdiannyi ke daerah itu tidak sia-sia. Dia jadi punya banyak bahan untuk membuat esai maupun menjawab wawancara.

Esai yang membuat Lutfiya diterima di calon pemimpin sub-jurusan adalah tentang penanganan gempa di Lombok. Juga tentang penanganan Covid-19 untuk daerah wisata.

Saya jadi ingat ”ujian” bagi calon presiden Amerika. Di sana yang pintar berlebihan. Yang hebat tidak kalah. Rekam jejak yang -nya luar biasa melimpah. Maka pertanyaan penting bagi calon presiden Amerika adalah: apa yang akan dilakukan jika ada dering telepon jam 3 pagi.

Memang, di saat terjadi krisis barulah diketahui perlunya pemimpin yang hebat. Krisis pandemi, krisis bencana alam pun sampai krisis ekonomi.

Sebenarnya Lutfiya sudah sejak empat bulan lalu mulai kuliah: online . Hasil kuliah itu bisa langsung dia terapkan di pekerjaan sebagai staf khusus gubernur dan wakil gubernur. Terutama soal kerja keras, tepat waktu, dan komitmen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan