Ancaman Gocapan

 

Pryadi Satriana

Perlukah berdoa untuk menang dalam pertandingan? NDHAK PERLU! Kalau Allah ‘mendengar’ doa pendukung Perancis, maka pendukung Argentina akan ‘protes’! Sebaliknya, kalau yg ‘didengar’ doa pendukung Argentina, maka pendukung Perancis yg akan ‘protes’! Maka, Allah ‘menjawab’ melalui sabda Rasulullah SAW, “Antum a’lamu bi umuri dunyakum.” Allah juga ‘menjawab’ melalui Mario Teguh, “Salam super! Kalau kalian ingin jadi juara, persiapkan mental juara kalian. Patutkan juga diri kalian – dg berusaha sebaik-baiknya, lebih baik daripada pesaing kalian – agar kalian benar2 pantas untuk menjadi juara. Demikian.” Salam. Rahayu.

 

EVMF

Yang ada ditulisan CHD menurut hemat bukan Doa, karena Allah Maha Adil, sedangkan esensi Doa nya bersifat tidak adil, bagaimana mungkin Doa seperti itu bisa sampai Hadirat Allah Yang Maha Suci. Sedangkan comment saya di bawah berlandaskan Teologi, sebaiknya dibaca dan dicermati baik-baik Prof Pry.

 

Pryadi Satriana

Terima kasih, Pak Liang YangAn. Saya merasa sehat, dan berharap bisa belajar senam dari Pak Dahlan Iskan di Kampung Agrinex, tentunya setelah saya ‘nyuwun ngapuro’ karena dianggap sering mem-‘bully’ beliau di komen saya, walaupun saya tidak pernah bermaksud mem-‘bully’, cuma sekadar ‘nggojlok’ secara spontan, he..he.. Sehat selalu, Pak Liang. Salam. Rahayu.

 

MZ.ARIFIN UMAR ZAIN.

Paling tidak harus lulus tes lari aerobik, lari 1,5 miles= 2.414 m, dg waktu 12 menit.

 

Liam Then

Pernah melihat video khusus,yang meliput tentang supporter satu klub sepakbola ternama di RI. Ngeri, supporternya dilatih khusus ala militer, baris-barisan. Ini mau hepi senang-senang merayakan sepakbola, atau maju perang? Jika pada tingkat supporter tendensi pengkubuan sudah mendarah daging bak mau turun perang waktu menonton pertandingan olahraga. Esensi kata olah raga, rasanya jadi hilang. Demi bela klub tercinta, lupa kerja keras ibu bapak dirumah, bi beras untuk besarkan anaknya. Bersama-sama ,beramai-ramai ikut kegiatan yang bisa membahayakan diri, yang ada resiko besar tawuran dan bentrokan. Budaya semacam ini, tidak sehat buat atmosfer dunia sepak bola di Indonesia. Harus cepat jadi atensi menteri pemuda dan olahraga, supaya bisa hilang dari jagad persepakbolaan Indonesia. Idealnya berkunjung ke stadion sepakbola itu untuk menikmati adu teknik sepakbola, menang senang, kalah ya sudah, minggu depan ada lagi. Tetap dukung tim kesayangan ,agar berikutnya menjadi lebih baik mainnya. Bukan menang , ngejek, kalah ngerusuh. Lihatlah fenomena di medsos. Amati seksama khusus ributan antara penggemar Messi dan Ronaldo. Minta ampun sudah level permusuhannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan