Liam Then
Iseng tentang teknologi kloning, manusia jika di kloning, secara teoritis bisa, tapi di larang karena alasan etika. Sempat mikir jika tidak di larang, bagaimanakah konswekensinya. Kualitas fisik mungkin bisa bakal 100 persen sama. Tetapi kualitas psikis ,terutama terkait pola penggunaan kualitas intelegensi turunan atau genetik, tentu tak bakal sama. Karena saya percaya pengalaman hidup per individu yang membentuk karakter dan pola pikir, tak mungkin sama di setiap orang. Karena itu jiwa yang menghuni raga baru hasil kloning tentu 100 persen tak bakal sama. Jika saja ada seorang umur 20 tahun di kloning, hasil kloning tampilan fisik luar mungkin bisa sama persis 100 persen jika rahim yang menampung embrio dibuat sama, jika rahim /surrogate mothernya beda, apakah masih bisa sama 100% kualitas fisiknya ? Kalo jiwa sudah pasti tidak sama. Tetapi di masa depan, teknologi kloning , mungkin bisa di salah gunakan untuk membuat laskar manusia super, dengan bakat genetik terbaik.
Johan
Lima tahun berlalu begitu saja tanpa menghasilkan apa-apa. Saya dan istri sudah pasrah. Bila itu memang kehendak Tuhan kami tidak memiliki keturunan, kami pun akan ikhlas menerima apa adanya. Sampai suatu hari seorang rekan saya bergurau, “Kamu sih gak minta tolong ke Dewi Kwan Im.” Saya paham itu cuma bercanda, tapi kenapa hati ini rasanya tersentak? Ini ide gila. Mana mungkin saya memohon kepada dewa dewi agama lain. Meskipun saya tidak terlalu asing dengan kelenteng, tapi tetap betapa canggungnya harus memohon doa di tempat itu. Namun, sebagai orang yang sudah putus asa. Saya berpikir, apa salahnya mencoba? Tidak dikabulkan pun tidak rugi apa-apa. Maka itu saya nekat mengajak istri ke sebuah kelenteng Dewi Kwan Im. Sebuah kelenteng kecil yang jauh dari kota, sekalian rekreasi di alam pedesaan. Sesampainya di sana, saya menemui penjaga kelentengnya. Penjaganya seorang kakek yang sudah tua. Saya ceritakan masalah saya. Orang tua itu berkata, “Silahkan memohon doa. Tidak perlu bakar dupa. Jika hatimu lurus dan yakin, Dewi Kwan Im akan mengabulkan permintaanmu. Ini cawan, istrimu minumlah 3 teguk air dari kolam teratai dibawah patung Dewi Kwan Im itu.” (bersambung)