Johan
Aktivitas rohani tidak harus melibatkan rasionalitas. Apakah kegiatan berdoa dan sembahyang itu rasional? Ini bisa diperdebatkan. Ada yang mengaku bisa merasakan kehadiran Tuhan, ada yang merasa tidak. Ini tidak harus dipertentangkan. Karena itu paling baik adalah saling menghargai keyakinan masing-masing. Bagi umat kelenteng, ciamsi dirasakan berguna dan bermanfaat. Ciamsi sebagai jembatan komunikasi antara umat yang membutuhkan dengan Tuhannya. Bagi yang tidak percaya, ciamsi itu tidak berguna, atau bahkan bersekutu dengan setan. Bebas saja. Tapi alangkah eloknya jika semua umat beragama bisa saling menerima perbedaan, tanpa harus ikut campur ke dalam urusan keyakinan masing-masing.
Pryadi Satriana
Darimana Pak Johan tahu itu aktifitas ‘rohani’ (yg melibatkan ‘roh’) dan bukannya aktifitas ‘pikiran’ yg berusaha ‘mencari-cari jawaban atas permasalahan hidup’ dg cara2 yg ‘direkayasa oleh pikiran itu sendiri’? Saya mengikuti ‘cara berpikir’ dan ‘terminologi’ Anda: konsultasi! Anda paham arti ‘konsultasi’? Saya anggap “konsultasi” ke ciamsi itu absurd. Kalau menurut Anda “it’s okay”, “just go ahead.” Salam. Rahayu.
Johan
Mengenai praktik ciamsi, ini pada dasarnya hanya sebagai “sarana konsultasi”, bukan sebagai arana meramal masa depan. Orang yang sudah mendapatkan “konsultasi” diharapkan akan lebih mempersiapkan diri untuk maksud tujuan yang ingin dicapainya. Masih ingat dulu, saya pernah menemani seorang anak muda yang lagi galau. Dia menyukai wanita teman kant
Sumber: