Agus Suryono
BERBAGI KEKUASAAN.. Anak-anakku.. Bapak memang “menang”. Tapi bukan menang mutlak. Bapak hanya terpilih.. Ditunjuk oleh Agong, untuk memimpin.. Memimpin staf “gotong royong”. Yang harus mengakomodasi semua komponen bangsa Malaysia yang plural. Mulai dari Melayu, sampai China dan India. Dan juga meliputi semua partai. Dari partai yang suka uang, yang agak suka uang, penggemar uang, sampai yang cinta uang. Semua harus ada dalam Kabinet yang Bapak susun.. Sulit kan jadi pemimpin, yang ditunjuk.. Seperti saya..?
Kopi Hitam
Mgkn karena mayoritas rakyat sesungguhnya tidak benar2 anti korupsi. Kita menolak korupsi, bisa jadi karena kita tidak dapat kesempatan. Coba jujur pada diri sendiri. Masihkah kuatkah kita menolak duit yg datang di sodorin. Apalagi saat terima duit, itu dibilang bukan suap. Tapi akadnya dibilang “bagi2 rezeki, berbagi keuntungan, ucapan terima kasih, hibah, hadiah” dll. Jadi kalau itu dilakukan orang lain disebut suap. Kalau di alami diri sendiri disebut rejeki ceperan.
Kopi Hitam
Dan lebih absurd lagi, kadar kebencian terhadap etnis, ras & agama lain jauh lebih besar dibanding kebencian terhadap korupsi.
ALI FAUZI
Kenapa sih partai anti korupsi tidak bisa menang pemilu? Itu pertanyaan Pak DIS pada alinea ketiga terbawah tulisannya kali ini. Untuk di Indonesia: (1). Bisa jadi karena semua parpol dianggap korupsi –meski melalui tangan-tangan kadernya; (2). Mungkin karena partai anti korupsi tidak punya mesiu untuk serangan dari fajar sampai ke fajar lagi.
Leong putu
Perbedaan antara ditikam dari depan dan ditikam dari belakang menurut pengalaman saya, terletak pada suara yang dihasilkan. Kalau ditikam dari depan menghasilkan suara pendek pendek : aah. Tapi kalau ditikam dari belakang menghasilkan suara yang lebih panjang : aaaaaaaaaaah (dengan intonasi manja). #efek malming.
yea aina
Jho Low dalam gentayangannya, mungkin saja terkekeh terbahak-bahak menyaksikan perselisihan koalisi bersih vs Piem AI. Korupsi senilai 100 T nya layak disebut pemegang rekor korupsi terbesar di dunia. Lalu apa kata dunia, bila ada pembuktian di kemudian hari, Jho Low lain di negeri lainnya, yang sangat potensial melakukan kasus yang lebih besar: melalui INVESTASI keuangan negara 75 T di tahap awalnya saja. Selanjutnya negara memodali lagi dan lagi dengan melepas “kepemilikannya” di badan usaha berasset 8000T+. Siapa Jho Low berikutnya?