Disdik Kota Bogor Dinilai Lamban Setelah SDN Bantarjati Ambruk

JABAREKSPRES.COM  – Disdik Kota Bogor dinilai sangat lamban dalam melakukan respon terkait sekolah ambruk yang menimpa SDN Bantarjati 9.

Wali Kota Bogor Bima Arya dengan nada kesal berencana akan segera melakukan evaluasi di jajaran Disdik Kota Bogor yang tidak becus bekerja.

‘’Kita akan melakukan evaluasi besar-besaran di tubuh Dinas Pendidikan (Disdik),’’ kata Bima Arya kepada Jabarekspres.com, Kamis, (1/12).

Menurutnya, Disdik sudah mengabaikan dan lamban merespon terkait sekolah ambruk yang menimpa SDN Bantarjati itu.

Seharusnya Disdik pada bagian bidang sarana prasarana sekolah segera komunikasi untuk melakukan perbaikan dengan segera. Sehingga, tidak menimbulkan anggarapan bahwa pemkot Bogor membiarkan sekolah itu ambruk.

“Saya tidak mau lagi ada laporan kelas ambruk karena kelalaian dari Disdik. Saya akan evaluasi Disdik secara keseluruhan terutama kabid-kabidnya terutama kabid yang langsung bertanggung jawab kepada fisik,” ujar Bima Arya dengan nada tinggi.

Untuk itu dia meminta untuk dilakukan audit fisik pada semua sekolah di Bogor. Sebab tidak menutup kemungkinan proyek pembangunan sekolah dilakukan asal jadi.

“Kalau tidak mampu turun ke bawah jangan jadi kabid,” tegasnya.

Ruang kelas SD Bantarjati terakhir direnovasi pada 2004. Sejak oktober lalu terjadi kerusakan dengan ambruknya atap sekolah.

Namun bukannya di respon cepat, Disdik lambat untuk mengatasi masalah ini. Bahkan terkesan malah kebingungan.

Seharusnya, jika terjadi kejadian yyang tidak terduga disdik bisa mengajukan anggaran untuk segera dilakukan renovasi. Sebab, sifafatnya kebutuhan mendesak.

“Jadi sejak dilaporkan dua bulan itu lama, karena masalah pendidikan itu masalah nyawa jadi begitu masuk laporan jadi harus inovasi,” serunya.

Kendati begitu, Bima Arya memastikan, kegiatan belajar mengajar di SDN Bantarjati 9 masih tetap berjalan dengan pengaturan jam pembelajaran.

Untuk selanjutnya, sekolah  akan segera dilakukan renovasi dan akan dianggarkan tahun depan.

belajar mengajar di SDN Bantarjati 9 tetap berjalan dengan membagi tiga shif pembelajaran.

“Jadi, kita kan ada 17 kelas sementara 3 ruang itu tidak digunakan karena membahayakan siswa. Saya kondisikan kelas bawah 3 shif, kelas 1 pagi, lanjut kelqs 2 dan kelas 3 sehingga pembelajaran full sampai sore,” tukasnya. (yud/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan