Alvin Ukraina

 

Leong putu

Tanpa ada maksud untuk menilai tokoh yang diceritakan di atas. Ini hanya insting saya pribadi saja, dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Saya suka hal yang normal-normal, yang sedang-sedang atau yang tengah² saja. Tidak suka hal yang terlalu ektrim kiri atau ekstrim kanan. Terlalu pahit atau terlalu manis atau dimanis maniskan. Pokoknya yang sedang-sedang saja. Contoh : Saat ada rekan kerja atau tetangga yang curhat ke saya dengan terus menerus menceritakan kejelekan rekan atau tetangga yang lain. Apa lagi lebih dari satu rekan atau tetangga yang ia jelek²an, di pikiran saya langsung terbesit :” kayaknya kamu deh yang bermasalah, bukan mereka”. Begitu juga sebaliknya, jika ada orang yang datang ke saya, selalu memuji-muji saya dengan berkata :” bapak sabar lah… bapak bijaksana lah..bapak baik hati lah..”. Dan lain sebagainya. Apa lagi itu datang dari rekan perempuan (tidak semua perempuan seperti itu) dan lantas ia juga membandingkan dengan pasangannya. Otak saya langsung membuat blokade : hati² yang ia inginkan adalah dompetmu. Saya sudah kenyang pengalaman akan hal seperti itu. Di rumah.

 

Leong putu

Di desaku banyak jurang / Ada lembah dan juga sungainya / Janganlah Engkau berlaku curang / Engkau kan kena masalah karenanya / … 365_mantun waras

 

Jimmy Marta

Desaku ada di gunung/ Udaranya sejuk tanahnya subur/ Sungguh sangat kita beruntung/ Jika semua berlaku jujur

 

Pryadi Satriana

Dulu tulisan Abah berisi, sekarang justru ‘nggegirisi’, koyo penulis ‘blajaran’. Serampangan. Komentator banyak yg ‘asal njeplak’ karena Abah pun ‘asal nulis’. Alvin yg ‘asal njeplak’ bilang ‘Sambo tukang bersih2 Kapolri’ di videonya pun dianggap ‘pahlawan’. Sekarang dimuat sebagai ‘bajingan’. Drh. Indro bilang ‘gagal ginjal itu karena virus covid’, Abah pun bilang ‘ho oh’ sambil ‘provokasi jamaah Disway’. Ndhak lama bilang ‘langkah pemerintah melarang peredaran obat2 tertentu sudah tepat’. Drh. Indro pun ‘dilupakan’. ‘Ho oh’-nya Abah pun ke Indro seolah tak pernah ada. Ndhak ketok ‘blas’ kalau Abah menyandang gelar ‘profesor’. Bayangan gelar itu pun ndhak keliatan babar blas. … Ambyarrr! Soyo tuwa soyo ra nggenah, piye to Bah? Leong Putu cengengesan isih maklum, lha piye kok Abah melu2 cengengesan? Mugo2 ‘ndhang waras’, Bah. Salam. Rahayu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan