Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreativitas siswa. Bagaimana mungkin siswa memiliki empat kompetensi tersebut jika guru tidak menguasainya?
Dalam mewujudkan pembelajaran abad 21, Salmia dan Yusri (2021:84) berpendapat bahwa guru harus memiliki lima keterampilan: pertama, keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses dan menganalisis informasi.
Selain itu, berpikir kritis pun dapat menghasilkan kemampuan mengonstruksi, menafsirkan, dan menerjemahkan makna yang termuat dalam materi pelajaran serta merealisasikan proses pembelajaran sehingga efektif dan menyenangkan.
Keterampilan Pemecahan Masalah
Kedua, keterampilan pemecahan masalah. Keterampilan ini mencakup keterampilan mengidentifikasi, mencari, memilih, mengevaluasi, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Pembelajaran harus berbasis masalah sehingga guru akan mampu menstimulus siswa untuk mencari solusi permasalahan dari berbagai sudut pandang.
Ketiga, keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pesan dengan jelas, sedangkan keterampilan kolaborasi adalah keterampilan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak.
Komunikasi dan kolaborasi dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan materi dan model pembelajaran. Hal ini pun dapat mendorong guru untuk lebih kretif dan inovatif.
Keempat, keterampilan berpikir kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif merupakan ‘amunisi’ yang paling penting untuk dapat beradaptasi dengan perubahan. Ide-ide baru dalam proses pembelajaran dapat memacu siswa untuk kreatif dn inovatif pula.
Kreativitas guru dapat dikolaborasikan dengan kemajuan teknologi sehingga mampu menerapkan pembelajaran berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).
Kelima, literasi teknologi dan informasi. Literasi teknologi dan informasi mencakup kemampuan mengakases, mengevaluasi, dan memanfaatkan teknologi dan informasi dalam pembelajaran. Guru diharapkan mampu memperoleh banyak referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses pembelajaran.
Siswa Terpengaruh Gaya Hidup
Selain lima keterampilan tersebut, guru juga tetap harus memiliki kemampuan untuk mentransfer tata nilai adiluhung, baik yang bersumber dari agama maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Saat ini, siswa memiliki kecenderungan terpengaruh oleh gaya hidup dan moral yang tidak sesuai dengan norma agama dan sosial masyarakat. Sikap, perilaku, dan cara mereka berkomunikasi terkadang sudah keluar dari norma kesopanan. Padahal tujuan utama pendidikan adalah untuk menjadikan siswa berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.