Efektifkah Aturan Islam dalam Piala Dunia? Kontroversi Peraturan Negara Qatar yang Dituding Sebagai Pelanggar HAM LGBT

Lantas apa yang akan dilakukan Qatar untuk mewujudkan Piala Dunia yang ramah lingkungan?

Tuan rumah Qatar berjanji akan mendaur ulang sampah selama gelaran Piala Dunia 2022 demi mewujudkan tuan rumah yang ramah lingkungan. Qatar akan berupaya untuk menjadi negara tuan rumah pertama yang akan mengurangi emisi karbon. Direktur Departemen Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah Kementerian Kota, Hamad Al Bahr, menargetkan 60 persen dari total sampah akan didaur ulang. Target tersebut akan dipisahkan untuk didaur ulang, digunakan kembali, dan tujuan lain dibuang di tempat pembuang sampah.

Pemilahan sampah diniliai sangat penting untuk mengurangi emisi karbon netral dan memerhatikan isu lingkungan saat ini. Kementerian Kota menilai setiap orang memiliki tanggung jawab sendiri untuk sadar dan berperan dalam memilah sampah. Begitu juga dengan industri yang memiliki beban limbah bisnis besar, mereka juga wajib untuk melakukan daur ulang sampah.

Tidak hanya mendaur ulang sampah, hasrat untuk mewujudkan Piala Dunia yang rendah karbon juga dilakukan Qatar dengan cara mengadopsi teknologi perlindungan lingkungan dan peralatan hemat energi di seluruh fasilitas stadion. Lapangan stadion mengadopsi teknologi desalinasi air laut dan pengumpulan air hujan, yang dapat menghemat sekitar 40 persen air tawar.

Keunggulan lain yang diterapkan oleh Qatar adalah seluruh stadion dilengkapi dengan teknologi pendingin udara. Teknologi ini untuk meminimalkan potensi suhu udara yang panas di wilayah Qatar. Harapannya, pemain yang bertanding, ofisial tim, juga penonton, tidak akan terganggu dengan suhu panas yang bisa mencapai 25-28 derajat celcius pada bulan November.

Dilansir dari SportBible, pendingin udara ini dipasang di bawah tempat duduk penonton di tribun dan sebagian di daerah lapangan stadion Piala Dunia 2022 untuk menjaga suhu tanah dan rumput tetap stabil bagi para pemain. Teknologi pendinginan yang melibatkan penggunaan energi matahari ini dikembangkan oleh beberapa universitas di Qatar. Dr. Saud Abdulaziz Abdul Ghani seorang Profesor di College of Engineering Qatar didapuk sebagai pemimpin dari pengembangan teknologi ini.

Piala Dunia Qatar 2022 sudah di depan mata. Meskipun dengan segala kontroversinya seputar jadwal di tengah kompetisi dan tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan, Qatar tetap berupaya menawarkan sisi positif di Piala Dunia 2022. Menarik untuk mengamati bagaimana negara teluk ini menepati janjinya demi keberlangsungan bumi, tempat yang kita huni ini. [rf]

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan