BANDUNG – Meningkatnya kasus gagal ginjal akut progresif yang menyerang anak-anak dibawah umur, kini telah menjadi perhatian penting bagi seluruh pihak. Gubernur Jabar Ridwan Kamil bahkan menyebut akan membentuk satgas khusus untuk menangani maraknya penyakit gagal ginjal tersebut.
Bahkan di Provinsi Jawa Barat (Jabar) Sendiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat per Jum’at (21/10) kemarin, bahwa gagal ginjal akut progresif telah mencapai 25 kasus dengan angka kematian sebanyak 15 orang.
Menanggapi adanya hal tersebut, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan bahwa kasus tersebut saat ini masih dalam proses penelitian para ahli.
Sebab Emil sapaan akrabnya mengaku, hingga saat ini bahwa penyebab dari kasus gagal ginjal akut progresif tersebut masih belum diketahui secara pasti.
“Ini seperti covid 19 (kasus) di awal-awal. Nah nanti saya kabari lagi setelah ada hasil konsolidasi para ilmuwan dan dokter bahwa ini (kasus gagal ginjal akut progresif) penyebabnya apa. Apakah, hanya gara-gara yang digosipkan obat (cair) atau, ada faktor lain seperti ada virus baru. Kita belum tahu sedalam itu,” katanya saat ditemui di lapang Gasibu Bandung, Sabtu (22/10).
Sementara, ketika disinggung terkait perkembangan kasus gagal ginjal akut progresif terbaru, Emil mengungkapkan bahwa belum ada konfirmasi lebih lanjut.
“Belum (ada konfirmasi). Karena kan tiap hari bertambah (kasus). Tapi nanti saya coba update lagi,” ujarnya
Sehingga, agar penyebaran kasus tersebut tidak semakin meluas, Emil menuturkan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) tengah melakukan proses pembentukan Tim khusus atau satuan tugas (Satgas).
“Tapi apapun itu kita sudah memberikan edukasi kepada masyarakat agar berhati-hati, selalu berkonsultasi ke dokter terkait permasalahan kesehatan kepada anak-anak khususnya balita,” tuturnya
Sebelumnya, 25 kasus gagal ginjal akut progresif tercatat di wilayah Jabar. Bahka Dinkes Jabar juga mencatat, dari 25 kasus tersebut 21 diantaranya berada di wilayah Kota Bandung.
“Sampai saat ini yang kami dapatkan untuk yang dirawat paling banyak itu ada di Kota Bandung dengan angka 21 (kasus). meninggalnya ada 15 untuk di Jabar. Jadi case fatality rate nya ada di 60 persen,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, Jum’at (21/10) kemarin