Himpunan Mahasiswa Agronomi IPB University Dorong Pertumbuhan Bunga dan Buah Lokal Nusantara

Meski dalam perjalanannya buah tersebut berasal dari wilayah luar Indonesia, namun pohon buah tersebut dulunya banyak sekali ditemui di wilayah Bogor.

Sesuai tema dan tujuan FBBN, Bima Arya berharap apa yang ada dalam FBBN tersebut semuanya merupakan produk lokal yang artinya diproduksi dari dalam negeri.

“Ini PR kita semua (mempromosikan dan mencintai buah lokal). Bayangkan kalau setiap acara-acara tingkat kementerian, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan desa disodorkan buah, tapi buahnya beli di outlet yang isinya impor, ini tragis sekali menurut saya,” bebernya.

Padahal kata Bima Arya, kualitas produk buah dan bunga lokal sama seperti produk impor.

“Dari segi rasa buah itu tidak kalah kita. Yang kalah itu dari sisi kemasan dan distribusi,” ujarnya.

Jika buah-buah nusantara ini tidak dipromosikan dan tidak kembali dikenalkan ke masyarakat, Bima Arya khawatir buah-buah lokal yang langka akan seperti mobil antik yang hanya bisa disaksikan di pameran ataupun di rumah pemiliknya masing-masing.

“Jadi tragis kalau bunga dan buah nusantara itu hanya ada di festival dan tempat-tempat tertentu,” sebutnya.

Dari sisi produksi, Kota Bogor tidak memiliki sentra penghasil buah dalam jumlah yang sangat banyak. Namun, sambung dia, Kota Bogor memiliki banyak tempat yang bisa dijadikan sebagai etalase untuk promosi buah-buah nusantara.

“Kita ini bukan wilayah produksi tapi showcasenya etalasenya bisa banget di sini. Kita punya banyak potensi untuk menjadi showcasenya,” tukasnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Nuryanto mengatakan, saat ini pemerintah sedang menjalankan program dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing produk pertanian di indonesia, baik di pasar lokal maupun ekspor.

“Sehingga diharapkan bisa menciptakan terobosan terhadap permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi terkait sektor tanaman hias dan buah-buahan,” lugasnya.

Dari catatan yang ada kata dia, potensi buah dan bunga dalam negeri sangat besar, karena antara permintaan dan produksi masih belum seimbang.

“Dan di dalam data catatan yang saya punya tanaman hias kita baru bisa memenuhi sekitar 0,01 persen permintaan pasar dunia. Saat ini peluang pasar dunia masih didominasi Thailand dan Belanda. Ini jadi tantangan bagi kita, terlebih bangsa kita memiliki potensi dengan kondisi iklim berbagai tanaman bisa tumbuh,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan