Warga Bandung Resah Atas Fenomena Kasus Gagal Ginjal Akut Menyerang Anak, Lebih Pilih Obat Herbal

JabarEkspres.com, BANDUNG – Instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengenai seluruh apotek di Indonesia untuk menghentikan sementara penjualan obat dalam bentuk sirop jadi sorotan publik.

Salah seorang warga Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Shinta Hartini Putri mengaku, cukup khawatir atas adanya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.

“Jadi ke khawatiran ibu-ibu lainnya juga, termasuk rekan-rekan saya yang anaknya sakit dan terlanjut beli obat sirup,” kata Shinta kepada Jabar Ekspres, Kamis (20/10).

Dia menyampaikan, sang buah hatinya yang berusia 4 tahun itu saat ini sedang dalam masa pengobatan, sejak tiga bulan ke belakang mengalami sakit batuk akibat cuaca ekstrem.

Diketahui, masyarakat tengah dikhawatirkan oleh timbulnya penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury), yang baru-baru ini menyerang anak-anak di beberapa daerah Indonesia.

Pelarangan sementara penjualan semua obat bebas pada masyarakat itu, diketahui termasuk semua jenis obat dalam bentuk sirup atau cair, termasuk obat cair untuk dewasa, dan tidak terbatas pada obat paracetamol sirpp saja.

Warga Bandung Resah Atas Fenomena Kasus Gagal Ginjal Akut Menyerang Anak, Lebih Pilih Obat Herbal
Ilustrasi larangan sementara menggunakan obat sirup pada anak. (Kholid/Jabar Ekspres)

“Sesuai anjuran dokter, setelah diperiksa dikasih obatnya bentuk sirup karena buat anak-anak. Setelah kemarin baca berita saya khawatir juga, takut kenapa-kenapa,” ujar Shinta.

“Karena baru kemarin ada arahan (Kemenkes) itu kan, jadi saya hentikan dulu obat sirup ke anak saya,” tambahnya.

Shinta yang berstatus dosen di salah satu universitas swasta di Kota Bandung itu menerangkan, kendati ada larangan apotek menjual obat sirop dan masyatakat disarankan tidak memberi obat sirop kepada anak, dia tetap berupaya memulihkan kondisi sang buah hati yang tengah sakit batuk.

“Saya pakai herbal dulu, kemarin langsung berhenti kasih obat sirup walaupun sebelumnya itu dari resep dokter,” terangnya.

Shinta menjelaskan, pemberian obat herbal bagi anaknya itu berupa pemberian madu, lemon hingga ramuan tradisional yang sudah dipercaya secara turun-temurun.

“Saya juga coba ke apotek dan ada tulisan kalau mereka sementara enggak menjual obat jenis sirup dulu,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan