BANDUNG BARAT – Perajin tahu dan tempe di Padalarang Kabupaten Bandung Barat, menyatakan siap akan ikut aksi mogok produksi senin (17/10) mendatang. Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap meroketnya harga kacang kedelai di pasaran.
Rendananya, Aksi mogok produksi perajin tahu tempe itu bakal dilakukan selama tiga hari mulai Senin 17 Oktober 2022. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Paguyuban Tahu Tempe Jawabarat
“Sesuai surat yang diterbitkan, kita bakal ikut mogok produksi, mulai Senin depan gak akan dulu produksi selama tiga hari, sebagai bentuk protes harga kedelai yang meroket,” kata Ari Anggara (30), perajin tahu asal Kampung Purabaya, RT 02 RW 03, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang saat ditemui oleh Jabarekspres pada Kamis 13 Oktober 2022.
Ari mengeluhkan harga kedelai yang saat ini harga menyentuh angka Rp.13.700 perkilogram.
“Dari harga kedelai Rp.11.600 terus naik jadi Rp 12.800 perkilo, sekarang Rp.13.700 perkilo,” ucap Ari.
Dampaknya, ongkos produksi jadi naik drastis, akan tetapi di sisi lain hasil produksi tahu dijual dengan nominal sama.
“Karena menaikkan harga ke konsumen itu susah, sementara harga kedelai terus meroket,” ujar Ari.
Jika harga kedelai terus meningkat, Ari terpaksa akan menaikkan harga atau mengecilkan ukuran produksi tahunya.
“Iya, kalau terus naik terpaksa mengecilkan ukuran, atau bisa jadi menaikkan harga,” ungkap Ari.
Ari meminta pemerintah untuk fokus memikirkan upaya sistematis untuk mewujudkan swasembada kedelai, supaya tidak mengandalkan pasokan dari luar negeri, Cina atau Amerika.
“Harapnya negara bisa memikirkan agar swasembada produk kedelai berkualitas, karena kan selama ini kita mengimpor dari luar,” pungkasnya.**(Mg1)