BANDUNG – Presiden Joko Widodo langsung pasang target pada Vaksin IndoVac Covid-19 yang diproduksi langsung oleh PT Bio Farma (Persero). Di tahun pertama, Bio Farma menyanggupi produksi 20 juta dosis dan 40 juta di tahun berikutnya.
“Kita patut bangga, sebab mulai hari ini kita bisa memprduksi vaksin sendiri,” kata Presiden Joko Widodo pada peluncuran Vaksin IndoVac di Bio Farma, Jalan Pasteur no 28, Kota Bandung, Kamis (13/10/2022).
Jokowi yang juga menyaksikan penyuntikan pertama menegaskan, produksi Vaksin IndoVac ini bisa didorong hingga 120 juta jika permintaan impor dari negara lain tinggi. Oleh karenanya, Jokowi meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar mendorong terus produksi vaksin di PT Bio Farma.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, peluncuran Vaksin IndoVac dilakukan setelah sebelumnya keluarnya Emergency Use Authorization (EUA) Vaksin Indovac dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 30 September 2022 lalu. Sehingga IndoVac bisa langsung digunakan masyarakat yang belum menerima vaksin.
Honesti memerinci, Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat sebagai penyedia bibit (seed) yang dikembang dengan platform protein rekombinan sub-unit berbasis ragi (yeast based).
“Pengembangannya dilakukan sejak November 2021. Penggunaan platform teknologi vaksin IndoVac sangat menguntungkan, karena kompatibel dengan peralatan dan fasilitas yang tersedia di pabrik kami,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, platform teknologi protein rekombinan ini juga memiliki benefit lain, yaitu dapat diadaptasi ke varian (strain) baru Covid-19.
“Dari hasil uji klinis fase 1 dan 2, IndoVac memiliki kualitas dan keamanan yang baik, efikasi juga tidak kalah dengan vaksin Covid-19 lainnya. Selanjutnya uji klinis fase 3,” tuturnya lagi.
Honesti menegaskan, IndoVac memiliki keistimewaaan dibandingkan vaksin Covid-19 lainnya. Selain dikembangkan dan diproduksi oleh anak bangsa, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) vaksin IndoVac berdasarkan self-assessment kurang lebih 80 persen.
“Peluang ekspor IndoVac terbuka lebar. Kami juga telah mendaftarkan emergency use listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin ini nantinya bisa digunakan di negara-negara lain melalui mekanisme support Covax Facility (multilateral). Melalui vaksin Covid-19, Bio Farma berharap dapat berkontribusi dalam mendukung kesehatan dunia, tidak hanya di Indonesia,” katanya.