Mengenal Gangguan Ekshibisionis yang Buat Orang Menjerit

JABAR EKSPRES – Baru-baru ini penyanyi tanah air bernama Pamungkas menghebohkan publik usai aksinya viral menggesekkan alat kelamin pada handphone milik penggemar. Aksinya itu dilakukan di atas panggung yang lantas membuat warganet menduga jika penyanyi lagu To the Bone itu mengidap gangguan ekshibisionisme atau seorang ekshibisionis.

Gangguan ekshibisionis adalah penyakit gangguan mental di mana seseorang tanpa rasa malu memperlihatkan alat kelaminnya pada orang asing tanpa persetujuan. Pelaku yang melakukan tindakan ekshibisionisme disebut ekshibisionis.

Gangguan ekshibisionis bisa juga disebut ekshibionistik. Penyakit ini masuk ke dalam daftar salah satu penyakit mental yaitu Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V (DSM V).

Pengidap gangguan ekshibisionis mempertontonkan alat kelaminnya untuk kepuasan seksual dengan berfantasi melakukan hubungan seksual dengan orang tersebut.

Namun aksi ekshibisionis hanya sebatas mempertontonkan alat kelamin atau bagian vital tubuh tanpa berlanjut melakukan aksi lain seperti pemerkosaan, kekerasan dan lainnya.

Ekshibisionisme biasanya menampilkan bagian tubuh yang tertutup, atau sengaja menonjolkannya, seperti contohnya; memegangi alat kelamin untuk menunjukkan bentuknya meskipun masih memakai celana.

Bagian tubuh yang sering menjadi objek ekshibisionis adalah alat kelamin, payudara dan belahan bokong. Pelaku dan pengidap penyakit ini lebih banyak pada lelaki daripada wanita.

Dilansir dari First Light Psych, sebanyak 30 persen lelaki dengan penyakit mental seksual adalah ekshibisionis. Perilaku ini turut berkembang seiring perkembangan teknologi. Banyak orang yang memamerkan alat kelaminnya melalui media sosial kepada orang asing.

Hal ini banyak mendapatkan perhatian karena menjadi perilaku yang tidak senonoh dan tidak bisa diterima oleh masyarakat. Penyebab gangguan ekshibionistik dipengaruhi beberapa faktor risiko seperti yang telah dirangkum di bawah ini

1. Memiliki gangguan perilaku antisosial

2. Minum minuman alkohol berlebih3.

3. Mengalami perundungan emosi dan seksual sewaktu kecil

4. Terpapar konten pornografi sejak kecil

5. Pedofilia

Melansir Psychology Today, kebanyakan penderita ekshibionistik tidak mencari pengobatan dengan sendirinya. Mereka tidak merasa perilakunya itu mengganggu orang sampai diketahui orang lain dan disarankan untuk berobat ke psikiater.

Namun perlu diketahui, seseoang disebut mengidap ekshibisionisme apabila perilaku tersebut telah dilakukan berulang kali. Jika baru sekali, belum tentu orang tersebut mengidap ekshibisionisme (bbs)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan