Kesaksian Aremania yang Duduk di VIP, Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Penonton

MALANG – Kesaksian suporter Arema (Aremania) yang mengaku duduk di VIP membuat kaget jagat maya. Ia melihat jika polisi tembakkan gas air mata 5 kali, dan langsung tembakkan 2 kali mengarah ke tribun penonton.

Aremania yang memberikan kesaksian tragedi Kanjuruhan Malang ini bernama Rangga. Dari bangku VIP, suporter Arema ini melihat polisi menembakkan 5 kali gas air mata dan 2 kali mengarah penonton di tribun.

Sementara 3 kali tembakkan gas air mata jatuh ke dekat tribun untuk menghalau penonton.

Rangga mengaku melihat ada 1 gas air mata yang jatuh di antara tribun 2 dan 4. Selain itu ada 2 gas air mata yang jatuh di antara tribun 10 hingga 13.

Lalu ada 2 gas air mata yang ditembakkan langsung ke tribun 12 dan tribun 14 yang masih penuh penonton.

“Gas air mata ini ditembakkan ke tribun. Saya lihat sendiri di tribun 12 dan 14 itu langsung mengenai kerumunan. Seharusnya itu kan ke udara,” jelas Rangga sebagai Aremania ini geram.

Gas air mata yang ditembakkan ke tribun 12 dan 14 itu sontak membuat suporter panik dan berhamburan.

“Saya yang duduk di VIP juga kerasa pedas dan perih di mata. Padahal VIP tidak ditembak gas air mata, hanya kena asapnya saja,” katanya.

“Bayangkan yang langsung ditembak ke kerumunan bagaimana rasanya? Mereka berhamburan panik dan bisa dibayangkan pintu keluar tribun itu kecil,”  jelas Aremania ini dalam kesaksiannya soal gas air mata dari polisi.

Kesaksian Pemain Arema Malang

Sementara itu penyerang Arema FC, Abel Camara memberikan kesaksian kepada media asing soal kerusuhan Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022, malam.

Kepada media Portugal, Mais Futebol, Camara menceritakan apa yang dia alami sebelum dan sesudah laga Arema vs Persebaya itu.

Striker 32 tahun asal Guinea-Bissau itu benar-benar melihat bagaimana orang akhirnya meninggal di depan mata sendiri.

“Ini adalah derbi yang sudah lama, dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan lebih dari tiga poin,” kata Camara.

“Mereka bilang ini adalah pertandingan hidup dan mati, bahwa kami bisa kalah di setiap pertandingan kecuali yang ini,” katanya lagi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan