Jabarekspres.com- Resesi global atau global Recession akan dialami oleh seluruh masyarakat dunia dan akan terkena dampaknya. Sebelumnya penjelasan mengenai resesi global adalah merupakan keadaan ekonomi yang berdampak secara global dimana ekonomi tersebut mengalami deselerasi dan penurunan.
Menteri keuangan Sri Mulyani memastikan bahwa hal ini akan terjadi tahun depan di Indonesia. Dan tentu nantinya akan memberikan dampak buruk untuk pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Ekonom Makro Bank Mandiri Faisal Rachman menyebutkan meski Indonesia masih jauh dari kata resesi, namun ada beberapa dampak langsung ke perekonomian dalam negeri kalau terjadi resesi global.
Pertama, kinerja neraca dagang yang mencatatkan surplus sejak tahun lalu, bisa kembali defisit. Sebab, pada tahun ini perekonomian Indonesia sangat terbantu dari ekspor komoditas andalan yang harganya melonjak.
“Dampaknya yang mungkin terasa adalah penurunan kinerja ekspor karena permintaan global turun, dan harga komoditas juga kemungkinan turun. Jadi, kita bisa kembali mengalami defisit neraca dagang,” ujarnya
Kedua, penerimaan negara terancam. Resesi global yang mengganggu aktivitas ekspor akan berdampak pada penerimaan negara yang berkurang, terutama Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Anggaran yang saat ini tercatat surplus sejak Januari lalu, bisa-bisa kembali defisit.
Ketiga, dampak langsung lainnya adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Saat terjadi resesi, maka investor akan menarik dananya dari pasar obligasi maupun saham Indonesia, dan memilih untuk beralih ke aset aman seperti emas.
Keempat, dampaknya pada kinerja impor. Ekonom LPEM UI Teuku Riefky menuturkan resesi global akan membuat dolar AS makin mahal, sehingga nilai impor bahan baku dan modal menjadi lebih tinggi. “Ini bisa membuat produksi menurun, dan ekonomi melemah,” jelasnya.
Kelima, terganggunya investasi di dalam negeri. Resesi akan membuat keuangan investor yang selama ini menanamkan modal di Indonesia terganggu, sehingga tidak hanya memperkecil investasi yang masuk, tapi investasi existing pun bisa mangkrak.
“Investasi langsung akan melambat pada 2023 dan bisa kembali rebound (bangkit) pada 2024 setelah resesi pulih. Jadi, itu adalah beberapa channel transmisi terjadi terhadap Indonesia kalau resesi global betulan terjadi di tahun depan,” tegasnya.