Sementara itu, salah satu capaian Presidensi G20 di sektor kesehatan adalah kesepakatan pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF), yang telah mengumpulkan dana sebesar US$ 1,4 miliar untuk pencegahan pandemi pada masa yang akan datang.
Sebelumnya, dunia bersiap untuk menuju bebas polio sambil menunggu kondisi penanganan penyakit polio di 2 negara (Afganistan dan Pakistan).
Di tengah masa penantian itu, justru penyakit polio kembali mewabah (outbreak), khususnya di wilayah Afrika dan kawasan Timur Tengah. Baru-baru ini, Otoritas Kesehatan di Amerika Serikat mengidentifikasi temuan virus polio untuk pertama kalinya di sampel air limbah New York City, AS.
Temuan virus polio tersebut diketahui memiliki strain yang berbeda dari sebelumnya. Oleh sebab itu, vaksin nOPV2 menjadi salah satu cara untuk mencegah perluasan wabah tersebut.
Bio Farma kini telah menunjukkan kemampuannya dalam memproduksi vaksin di level global. Kemampuan itu terus tumbuh sejak alih teknologi produksi vaksin dari Jepang, melalui JPRI (Japan Polio Research Institute) pada dekade tahun 90-an.
Kini, selain vaksin nOPV2 yang sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan EUL dari WHO, Bio Farma siap memproduksi vaksin Covid-19, IndoVac setelah memperoleh izin penggunaan dalam kondisi darurat dari BPOM.
Pada saat yang sama Bio Farma juga mengajukan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan EUL ke WHO agar Indovac dapat berkontribusi untuk penanganan pandemi Covid-19 di level global, seperti halnya yang telah dilakukan untuk mengatasi wabah polio.