Menakar Progres Bank Sampah di Kota Bandung

JabarEkspres.com, BANDUNG – Dalam rangkaian memperingati Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-212 tahun, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sempat menggelar kegiatan tukar sampah jadi sembako, terhadap warga Kota Kembang.

Hal tersebut guna menarik minat masyarakat agar peduli akan lingkungan. Diinisiasi oleh gerakan dari lembaga Bank Sampah Induk (BSI) Kota Bandung, per hari-nya, hampir mengumpulkan 900-an ton lebih sampah.

Penanggungjawab BSI Kota Bandung, Asep Sutina menyebut, hingga kegiatan itu secara resmi berakhir, ternyata memunculkan banyak respon positif dari masyarakat Bandung.

Menurutnya, pada momen HJKB tersebut pun, digunakan sebagai sosialisasi kembali program yang telah berjalan 10 tahun itu. Terlebih masyarakat masih belum tahun dengan adanya Bank Sampah.

“Bertepatan dengan HJKB kami bikin program untuk menarik minat masyarakat. Untuk peduli dan sadar sampah melalui bazar tukar sampah dengan sembako,” ungkap Asep kepada Jabar Ekspres, Senin, 26 September 2022.

Dia merinci, rerata sampah yang terkumpul, didominasi sampah plastik dan kertas. “Lumayan rata-rata pengurangannya mencapai 5-6 ton per hari,” rincinya.

Asep menuturkan, sementara ini, jumlah Bank Sampah di Kota Bandung tersebar pada lima gudang. Diantaranya, wilayah Sadang Serang, Cicabe, Babakan Sari, Sekelimus, dan Holis.

“Lebih tepatnya, semua jenis sampah yang bisa didaur ulang itu kami tampung. Sekotor apapun kami tampung agar tidak banyak terbuang ke TPA,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, pihaknya sekarang sudah memiliki ratusan nasabah unit binaan. Mereka bertugas mengumpulkan sampah, perantara dari nasabah individu kepada BSI Kota Bandung.

“Total nasabah kami, termasuk unit, lembaga dan individu hampir 4.600-an,” imbuhnya.

Di samping itu, target awal dari program Bank Sampah sendiri, berniatan untuk mengedukasi masyarakat dan mengubah mindset soal sampah. Bahwa sampah tidak selamanya menjadi masalah.

“Jadi kami edukasi masyarakat untuk membiasakan memilah sampah, lalu kita tampung dan bisa bernilai ekonomis,” katanya.

Begitupun pada targetan tahun ini, selain menyoal pengurangan sampah plastik, Asep menegaskan, masih berfokus dalam hal edukasi terkait masalah persampahan.

“Itu kami gencar ke TPS untuk mengedukasi, karena masalah utama yang perlu diselesaikan adalah plastik karena kesulitannya untuk diurai,” lanjutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan