“Misalkan ada pepaya yang sudah bonyok nih kita enggak makan, tapi belum busuk itu kita pakai, bekas potongan sayur batangnya yang keras atau akarnya kan tidak kita konsumsi biasanya dibuang, nah itu kita gunakan untuk bahan organik cairan organik Eco Enzyme ini,” urainya.
Cara pembuatannya pun cukup mudah, yakni dengan mengumpulkan tiga kilogram bahan organik kemudian dicampur dengan air sebanyak 10 liter setelah itu di fragmentasi selama 90 hari atau tiga bulan.
Dalam proses fragmentasi tersebut kata Novita, semua bahan yang dicampur akan melakukan seleksi bakteri asam laktat yang didalamnya mengandung Eco Enzyme.
Sehingga dalam proses fragmentasi itu bahan yang sudah disatukan akan dicerna untuk menghancurkan kadar lemak, protein dan karbohidrat.
Berbeda dengan tumpukan sampah yang bisa menghasilkan gas metamin yang berbahaya, kata Novita Eco enzyme ini bisa menghasilkan ozon yang bermanfaat untuk bumi.
“Selain menghasilkan zat yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman ini pun akan menghasilkan ozon. Kita tahu lapisan ozon kita sudah bolong nih. Nah dengan kita membuat Eco Enzyme sehingga membantu menghasilkan ozon lebih banyak di dalam udara kita,” paparnya.
Dengan adanya gerakan ini ia berharap masyarakat bisa ikut melakukan pemilahan sisa sayur dan buah atau bahan organik yang kemudian diolah untuk menghasilkan cairan organik yang bermanfaat bagi lingkungan.*** (YUD)