Soal Migrasi Kendaraan BBM ke Listrik, Pengamat Ekonomi: Bagus, Asal Bukan Gimmick

JabarEkspres.com, BANDUNG – Pakar Kebijakan dan Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi, menilai penggunaan kendaraan berlistrik untuk operasional pemerintahan dirasa sangat baik. Pasalnya, dari sisi ekonomi dan finansial sangat dimungkinkan.

“Saya kira rencana kendaraan pemerintah ke listrik itu ide bagus. Sangat memungkinkan untuk digunakan untuk jarak-jarak operasional pemerintahan. Tapi jangan sporadis,” ucap Acuviarta saat dihubungi Jabar Ekspres, Rabu, 21 September 2022.

Meski begitu, dosen Unpas itu mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan infrastruktur dan memperhitungkan biaya kendaraan listrik.

Selain itu, dia pun menegaskan, migrasi kendaraan bahan bakar fosil ke listrik ini jangan sampai dijadikan ladang bisnis.

“Harga mobil listrik kan tidak murah. Jangan sampai menjadi ladang oligarki disekitaran presiden. Karena kita tahu banyak kebijakan pemerintah dimanfatkan. Seperti saat Covid-19,” tegas dia.

Terkait galakan sosialisasi galakan kendaraan listrik tapi ada wacana untuk mengalihkan penggunaan listrik masyarakat dari yang berdaya 450 Volt Amphere (VA) naik ke daya 900 VA. Dia mengatakan tidak masalah. Asal tetap disubsidi.

“Saya tidak masalah jika dinaikin 900 VA, tapi tetap disubsidi. Jika tidak saya tak setuju. Karena standar minimal untuk orang miskin harus tetap disubsidi,” kata dia.

Dia menungkapkan, bahwa PLN tengah mengalami over suplai listrik sebanyak 6 Giga Watt (GW) saat ini. Sehingga migrasi kendaraan ke listrik momentumnya pas. Satu sisi, bisa dayanya memanfaatkan kendaraan listrik.

“Saya kira itu kebijakan yang bagus. Asal tidak dimanfaatkan penunggang bebas. Jangan sampai importir kendaraan listrik ditunjuk oligargi. Jangan sampai,” tegas dia.

Dia mengatakan, ide mobil listrik sudah sejak dulu. Bahkan sudah dikembangkan oleh Dahlan Iskan ketika menjabat sebagai menteri BUMN.

“Sudah dikembangkan sejak dulu. Jadi bukan ide baru dan saya berharap rencana mobil listrik ini bukan gimik/pencitraan. Jadi betul-betul di implementasikan dengan road map yang jelas,” kata dia.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan ketika migrasi sudah berjalan tapi harga listrik meroket. Dia menuturkan, diharapakan tidak seperti migrasi minyak tanah ke gas LPG. Maka dari itu, perlu ada kematangan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan