Kompor Politik

 

Rihlatul Ulfa

Saya mau memuji Jepang. karena benar-benar baik sekali dengan Indonesia. walau pernah di khianati di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. tapi tetap mau membuat mega proyek MRT tahap 1 dan 2. juga pintarnya Soft Bank yang perlahan mundur dari pembiayaan IKN.

 

Jimmy Marta

Adakah pengamat2 disini mengikuti berita yang buat kita sedih dan prihatin. Tentang pak Gub LE yg ditetapkan sbg tersangka KPK. Disebut PPATK memiliki rekening dan deposit di casino ratusan milyar rupiah. Sedihnya, pembelaan pengacaranya yg mengatakan LE ini kaya raya karena 20 tahun jadi pemimpin. Memimpin daerah yg kaya dg tambang emas terbesar. Prihatinnya, saudara kita disana dapat dana otsus jumbo, bagi hasil besar namun daerahnya gk bangkit bangkit. Masyarakatnya gk meningkat berarti. Hanya pejabatnya yg luar biasa kaya.

 

daeng romli

Untuk saat ini dihentikan dulu saja Abah. Karena sulitnya “tumpuk undung”. mulai dr subsidi kompor, sampai peralatan masaknya. Dan pembaca Disway sudah ada yg menulis bahwa panas yg dihasilkan juga tdk optimal, apalagi maksimal, akhirnya dia balik lagi ke kompos gas. Terus abah kasih solusi VA dinaikkan menjadi 2200 VA tp harga 450 VA (subsidi juga). Terus orang yg sdh pasang 2200 VA apa gak minta subsidi juga. Bener2 ruwet Bah. Ini ada bakul soto kikil keliling saya tanya kenapa kok tdk pakai kompor gas pak? Enak pakai arang atau kayu pak sotonya lebih sedap….. Jadi maksud saya saat ini tdk usah mikir yg ruwet bin mbulet koyok susur, tp mikir yg sedap2 saja…. Mungkin yg ruwet2 ini akan dipikirkan selesai pilpres ae….hehehehhe Salam

 

yea aina

Saya bayangkan saminisasi: berkumur dan dilumuri sekujur badan dengan minyak Samin, kemudian dijemur sambil julurkan lidah, kwkwkw. Manfaatnya: lidah kesat tanpa slip/licin dan teruji kesabarannya.

 

Sutikno tata

Secara angka perubahan itu dapat dihitung pakai kalkulator. Secara teknis banyak pekerjaan selesai dengan palu dan obeng, tapi secara kepentingan kalkulator tidak bisa menghitung, palu obeng bengkok semua. Makanya ruwet – ruwet – ruwet…

Tinggalkan Balasan