Rihlatul Ulfa
Untuk edisi minggu. saya tidak punya group wa sama sekali, ribet. setiap dimasukan, saya keluar. gimana ya, mereka seperti berlomba-lomba untuk memamerkan apa yang dikuasai. yang baca juga itu-itu saja kan. saya pernah kesal sekali dengan group SD. ada satu teman yg setiap hari posting puisi, puisinya tentang orang tuanya. aduh males sekali.
Jimmy Marta
Mood sepakbola abah lg rendah, persebaya masih dibawah. The reds masih ditengah. Hidup timnas u20. Hidup the gunners..
Liam Then
Miris bukan, berangkat kerja butuh waktu 2-3 jam? Inilah bentuk ketimpangan pemerataan pembangunan. Bukan masalah transportasi sebenarnya. Tapi karena kue pembangunan tumplek blek di Jakarta. Jakarta punya semua, dari DPRD, sampai politikus dan pengusaha nasional. Jika kue pembangunan di atur tersebar merata. Orang sekitaran Jakarta tak perlu waktu dua dan tiga jam per hari hanya untuk sampai ke tempat kerja.
Rihlatul Ulfa
DiTiktok ada Perempuan menjelaskan ingin pulang kerja lebih cepat. pakai Transjakarta : 3.500, 360 menit, KRL : 22.000, 120 menit. Ojol : 105.000, 40 menit. dengan berkorelasi harga BBM yg naik. bukankah negara sudah salah urus tentang transportasi? saya berfikir kenapa membiarkan seperti produsen Honda dan Yamaha memproduksi secara besar-besaran dan konsisten tentang sepeda motor dan mobil murah seperti brio atau avanza di Toyota. tentu anda bisa menjawab karena banyak permintaan. supply dan demand. karena negara tidak membuat alur transportasi masal murah, karena negara memanjakan produsen dan rakyat yg gak tahu diri. ujung-ujungnya kewalahan. padahal negara lewat BUMNnya dari dulu-dulu harusnya bisa lebih giat mencari investor untuk membuat transportasi masal murah, tujuan mereka kebanyakan membeli motorkan biar sampai tempat kerja tepat waktu, atau biar disangka kaya walaupun dengan mobil yg harganya super murah, toh mungkin kata mereka BBM terjangkau sekali, tidak apalah beli motor 20 jutaan kan bisa dicicil. Jepang sudah bekerja sama dengan MRT Jakarta tapi ini sangat telat. buatlah masyarakat membeli kendaraan hanya sebagai alternatif. tapi mobilisasi setiap hari (pulang-pergi kerja) bisa dialihkan dengan trasnportasi masal. sekarang para produsen itu bisa berkontribusi apa? pemerintahkan yg jadi pusing tujuh keliling. para produsen bisa buat harga kendaraan lebih murah, tapi pemerintah tidak bisa membuat harga BBM lebih murah.