Kajian Viral, Tafsir Penjelasan Ning Imaz tentang Syahwat Lelaki terhadap Perempuan

Menurut Ibnu Katsir, dalam ayat ini Allah sedang memberi kabar tentang berbagai hal yang disukai oleh syahwat manusia di dunia, dalam konteks yang lebih khusus adalah kaum Adam, yaitu perempuan, dan anak keturunan.

Lalu dalam ayat tersebut, Allah memulainya dengan menyebut perempuan terlebih dahulu, karena fitnah atau godaan perempuan bagi laki-laki menjadi godaan yang paling berat daripada godaan lainnya. Menjelaskan hal ini, Imam Ibnu Katsir mengutip beberapa hadits Nabi Muhammad saw.

Di antaranya:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِى النَّاسِ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Artinya, “Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan pada manusia setelah kewafatanku yang lebih membahayakan laki-laki daripada perempuan.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Melihat penafsiran seperti ini, menjadi benar adanya bahwa orientasi kebahagian tertinggi bagi laki-laki adalah perempuan.

Namun demikian, meskipun perempuan menjadi fitnah terbesar bagi laki-laki, jika maksud menikahi perempuan adalah untuk menjaga diri dan memperoleh keturunan, maka perempuan justru akan menjadi berkah bagi laki-laki dan Allah pun meridhainya.

“Fa hadza mathlubun marghubun fihi mandubun ilaih (ini dianjurkan, disukai, dan disunahkan),” kata Ibnu Katsir. (Ismail bin Umar bin Katsir ad-Dimasyqi, Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, [Darut Thaibah: 1420 H/1999 M], juz II, halaman 19).

Nah, laki-laki yang mencinta perempuan dengan motif positif seperti inilah laki-laki yang bertakwa, yang oleh Allah dijanjikan surga dan bidadari-bidadarinya, sebagaimana ayat selanjutnya:

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Artinya, “Katakanlah, “Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (ada pula) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS Ali ‘Imran: 15).

Nash Al-Qur’an pada ayat 15 ini secara terang sekali menyatakan, bagi laki-laki yang bertakwa terdapat janji pahala dari Allah berupa surga, azwajun muthahharah, dan ridha Allah Ta’ala.

Diksi azwajun muthahharah yang dimaksud sebagaimana penafsiran Ibnu Katsir adalah istri-istri yang disucikan dari kotoran, penyakit, haid, nifas, dan kotoran lainnya, yang biasa dijumpai pada perempuan di dunia. (Ad-Dimasyqi, Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, juz II, halaman 22).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan