Jabarekspres.com- Erick Thohir akan mengajak hacker untuk melindungi data masyarakat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak para hacker atau peretas lokal untuk membantu pemerintah melindungi data masyarakat. Ajakan itu terkait kasus Bjorka yang berhasil membobol beberapa data-data pejabat publik dan disebarluaskan sampai di media sosial dan sampai saat ini polisi masih mencari siapa sebenarnya Bjorka itu. Bjorka terbaru berhasil membocorkan data Mahfud MD ke publik lengkap dengan segala informasinya. Untuk mencegah hal itu Erick berinisiatif untuk mengajak para hacker lokal untuk segera bergabung melindungi data masyarakat
Ajakan ia sampaikan terkait maraknya peretasan belakangan ini. Ia mengatakan peretasan yang berujung pada pencurian data pribadi merupakan hal yang sangat serius bagi masyarakat. Ia beranggapan bahwa semua harus terlibat untuk melindungi data-data penting karena khawatir akan disalah gunakan oleh pihak tertentu. Dan ia berinisiatif untuk mengajak para hacker lokal untuk bekerja sama melindungi data-data penting yang dimiliki masyarakat.
Ia juga mengatakan untuk mengatasi masalah itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah memerlukan dukungan banyak pihak, mulai dari ahli digital hingga para peretas Indonesia. Dan dengan dukungan itu semua maka Erick Thohir menjamin bahwa semua data masyarakat akan aman terkendali. Erick juga menyampaikan peretasan merupakan perbuatan kriminal di era modern.
“Kalau dulu kan yang namanya kriminalitas itu ada orang masuk ke rumah kita, mengambil barang, sekarang mengambil data,” ujar Erick. Ia juga mengaku kemarin sempat menjadi korban peretasan dan sampai sekarang masih penasaran apa yang sebenarnya dicari oleh pelaku. Akibat peretasan itu, data pribadinya seperti agama, nama orang tua hingga pendidikan disebar ke publik. Yang menurutnya itu bukan konsumsi publik tetapi ia mengaku tidak marah sama sekali.
Meski demikian, ia tidak akan marah karena data tersebut adalah informasi umum dan hal yang normal diketahui masyarakat dari dirinya sebagai pejabat publik.
“Tapi harus saling menghargai, karena data-data itu banyak yang tidak layak untuk dipublikasikan, ini bukan yang data saya,” tambah Erick kepada wartawan.