JabarEkspres.com, BANDUNG – Teras Cihampelas atau Skywalk Cihampelas yang menjadi pusat relokasi pedagang kaki lima (PKL), saat ini masih sepi. Terlebih, sama halnya dengan pengunjung, jumlah pedagang pun sedikit.
Dari sebanyak 192 PKL, diketahui bahwa pedagang yang aktif berjualan ada sekira 20-an jumlahnya.
Bersamaan dengan reaktivasi kegiatan jual beli di sana, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun mulai menyorot PKL.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota Bandung, Atet Dedi Handiman menyebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para pedagang lama.
Mendengar bakal ada reaktivasi Teras Cihampelas, kata Atet, para PKL menyambut positif rencana yang dinilai amat membantu tersebut.
Kini, pemkot tengah menanti keseriusan calon pedagang.
“Mungkin minggu depan (pedagang) dikumpulkan lagi. Bagaimana komitmen mereka untuk bergerak bersama?” ucap Atet saat dihubungi, Minggu, 11 September 2022.
Berkurangnya jumlah pedagang merupakan imbas pandemi. Kasus Covid-19 yang mendera Bandung, ternyata membuat PKL untuk memutuskan gulung tikar.
Bahkan, sepengetahuan Atet, tidak sedikit dari pedagang yang berhenti sama sekali berjualan.
“Karena Covid, jadi tidak berjualan. Kurang dari lima puluh persen turun kemudian berdagang di bawah. Bahkan ada yang beralih profesi,” jelasnya.
Dia menambahkan, aktivitas ekonomi di Teras Cihampelas memang harus ‘disegarkan’. Pasalnya, amat disayangkan apabila tempat relokasi PKL ini malah tidak berdayaguna.
Lantaran bukan hanya berperan sebagai pusat perekonomian, Skywalk Cihampelas pun merupakan aset penting sebagai destinasi wisata.
Saat awal peresmian, skywalk terpanjang se-Asia Tenggara ini berhasil mencuri perhatian.
“Reaktivasi, bagaimana caranya Teras Cihampelas dikembalikan ke kondisi semula. Destinasi wisata sekaligus pusat perekonomian PKL,” imbuhnya.
Pemkot lantas tengah bersiap untuk menghidupkan tempat tersebut. Dari mulai ‘mix display’ atau mengajak brand-brand lokal turut berjualan, sampai kolaborasi dengan dinas terkait.
“Semisal Dinas Kebudayaan dan pariwisata. Ada semacam perform-perform dari budayawan seniman, termasuk para pelaku ekonomi kreatif,” ujarnya.
Sementara menyoal target realisasi, dirinya mengaku masih diusahakan bulan Oktobee rampung.
“Tapi sekarang juga sudah ada yang berjualan, meski belum banyak,” pungkasnya.*** (zar)