Jutaan Data Nomor Seluler Indonesia Bocor di Forum Breached, Kominfo Mengaku Tidak Tahu

JAKARTA – Bjorka anggota forum Breached sejak Rabu (31/8) lalu memiliki data 1,3 miliar nomor telepon seluler di Indonesia yang bocor.

Setiap data diduga berisi nomor seluler kartu prabayar disertai dengan identitas penggunanya.

Identitas tersebut berupa NIK (nomor induk kependudukan), nama operator seluler, termasuk tanggal registrasi nomor HP terkait.

Parahnya, data sensitif itu dibanderol senilai 50.000dolar AS atau sekitar Rp 745 juta dengan transaksi dalam bentuk bitcoin atau ethereum.

Bocoran data disimpan dalam file berukuran 18 GB (Compressed) atau 87 GB (Uncompressed).

Guna meyakinkan publik, Bjorka memberikan sekitar dua juta sampel nomor HP dari lima operator seluler di Indonesia yang bisa diunduh bebas. Seluruh data dijual di sebuah forum online “Breached Forums.

Menanggapi hal tersebut Disway.id meminta tanggapan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Dalam keterangan yang disampaikan Kominfo menyebut dugaan kebocoran data kartu prabayar, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan penelusuran internal. Dari penelusuran tersebut, dapat diketahui bahwa Kementerian Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar.
  2. Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo.
  3. Kementerian Kominfo sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.

Menilai kebocoran data data 1,3 miliar yang dijual di sebuah forum online Breached Forums, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie ini merupakan kejahatan yang membuktikan data penduduk Indonesia tak aman.

“Apalagi si penjual mengunggah narasi dan menggunakan logo Kementerian Kominfo. Ini mengkhawatirkan,” terang Jerry kepada Disway.id Jumat 2 September 2022.

Sang hacker dengan mudah membocorkan data yang disimpan dalam file berukuran 18 GB (Compressed) atau 87 GB (Uncompressed).

“Kalau soal data prabayar saja bocor dan Kominfo saja tidak tahu, publik yang datanya dijual mau tanya ke mana? tanya ke kantor kelurahan atau langsung minta tanggapan presiden?” sindir Jerry Massie. (Disway)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan