JAKARTA – Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) mengingatkan kepada seluruh kader partai untuk selalu solid mengusungan Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilu 2024.
Dia menekankan, sesuai dengan target Partai, kemenangan pada pemilu 2024 nanti adalah mutlak yang harus diperjuangakan oleh seluruh kader partai.
‘’Setiap kader harus selalu siap untuk melakukan kerja politik terstruktur dan sistematis untuk realisasikan target itu,’’ ujar ARB dalam keterangannya, Kamis, (2/9).
Menurutnya, sesuai dengan mandate Musyawarah Nasional (Munas), Partai Golkar telah sepakat untuk mengusung Airlangga Hartarto sebagai Capres.
Selain itu. pada pemilu kali ini, Partai Golkar telah menargetkan perolehan kursi sebanyak 20 persen atau 115 kursi di DPR RI dan memenangkan 60 persen PIlkada 2024.
Untuk itu, target untuk para kader adalah, untuk terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi untuk kejar pemenangan dalam pemilu nanti.
‘’Jadi saya meminta seluruh harus solid, menjaga komunikasi serta koordinasi untuk kerja pemenangan,’’ cetus ARB.
Koordinasi dan komunikasi ini harus dilakukan secara menyeluruh. Baik vertical dan horizontal dan melakukannya pada setiap lini.
ARB jjuga mengingikan, Partai Golkar harus memberikan ruang kepada cendikiawan dari ebrbagai organisasi. Hal ini dilakukan agar Partai berlambang pohon beringin ini selalu memiliki ide dan gagasan dalam membahas masalah bangsa.
Mantan ketua umum Partai Golkar itu mengaku, selain soal target partai, rapat Dewan Pembina juga membahas soal minimnya ruang bagi cendekiawan di berbagai organisasi.
‘’Sejarah telah mencatat peran cendekiawan dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia,’’ ujarnya.
Dewan Pembina Partai Golkar ini mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat yang masih minimnya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Untuk itu, seluruh kader harus mengambil peran dalam untuk terus menyosialisasikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara bangsa Indonesia ini.
ARB melihat, ralita kehidupan di masyarakat seperti memiliki jurang pemisah mengenai identitas bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Jika diamati, Pancasila seperti tidak diperlukan lagi di era reformasi sekarang ini. Telebih kemajuan teknologi dan cepatnya arus informasi membuat nilai-nilai kebangsaan semakin luntur.
Untuk itu, Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, harus terus diamalkan agar tatanan kehidupan bermasyarakat terjaga dalam bingkai persatuan.