KARAWANG – Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (Prodi Sasindo) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memberikan pelatihan fitur Lokal Guide Google Maps kepada masyarakat di Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang.
Tim dosen dari Prodi Sasindo Sigit Widiatmoko, M.Hum mengatakan, pelatihan ini diberikan kepada masyarakat dan pemuda desa agar mereka dapat memetakan obyek-obyek wisata di desa Medalsari dengan memanfaatkan local guide dan Google Maps.
Dia menilai, potensi wisata di desa Medalsari sangat banyak. Di wilayah selatan Kabupaten Karawang banyak memiliki Green Canyon yang belum begitu banyak dikenal oleh wisatawan.
Menangkap potensi itu, Prodi Sasindo UNJ membangun kemitraan dengan Desa Medalsari untuk memberikan pengetahuan kepada perengkat desa dan pemuda setempat untuk mengembangkan identitas Desa wisata dengan memanfaatkan Google Maps.
Sigit menuturkan, pemanfaatan fitur Local Guide di Google Maps dapat memperkenalkan Desa Medalsari kepada wisatawan mengenai potensi-potensi wisata di desa secara lengkap dan rinci.
‘’Masyarakat dapat menambahkan tempat yang belum ada di Google Maps dengan disertai foto atau video lokasi,’’ kata Sigit dalam keterangannya, Sabtu, (27/8).
Dalam aplikasinya, setiap Informasi di google maps bisa dilengkapi dengan keterangan tertulis. Hal ini akan membantu wisatawan menemukan lokasi-lokasi lain yang bisa dikunjungi di Medalsari.
Pemberian nama pada lokasi tempat wisata sangat penting. Sebab, berdadarkan tingkat kebutuhan masyarakat yang ingin berwisata pasti akan melakukan pemetaan dan mengetahui kondisi tempat melalui fasilitas Google Maps.
Selain itu, tren wisata yang sedang banyak digemari adalah cenderung memilih wisata alam menyejukan yang biasa dilakukan diakhir pekan.
Pada kesempatan tersebut, Lanjut Sigit, pelatihan diberikan dengan konsep untuk pengembangan Toponimi sebagai Daya Dukung Wisata melalui Pemanfaatan Local Guide dan Google Maps.
‘’Toponimi atau nama tempat di wilayah Desa Medalsari ini telah diteliti oleh tim sejak Mei 2022,’’ ujarnya.
Dari Penelitian ini, dapat mengungkap, nama kampung, sungai, kepercayaan adat setempat, atau tanah lapang sekalipun dapat diinput dan dipublikasikan dengan memanfaatkan internet.
Sigit menambahkan, selama melakukan observasi, tim peneliti menemukan beberapa lokasi yang memiliki potensi wisata alam. Namun sayangnya tempat ini belum memiliki nama.