JABAREKSPRES.COM – Bukti baru kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J kembali terungkap. Sebuah foto Brigadir J terkapar usai ditembak dan sejumlah jejak digital kembali ditemukan sebagai bukti baru.
Komnas HAM mengkonfirmasi telah memiliki sejumlah bukti baru tersebut, berupa foto-foto Brigadir j saat insiden terjadi dirumah dinas Ferdy Sambo.
Bukan hanya foto-foto tersebut, sejumlah jejak digital yang berisi perintah untuk menghilangkan barang bukti dan membersihkan TKP juga berhasil ditemukan oleh Komnas HAM.
“Kami memiliki foto di tanggal 8 Juli di TKP, pasca kejadian. Foto jenazah Brigadir J masih ada di tempatnya di TKP,” kata Komisioner Komnas HAM Chairul Anam.
Sayangnya foto-foto tersebut, hanya ditunjukkan Anam pada anggota Komisi 3 DPR RI saat dengar pendapat di Gedung Dewan, senin (21/8) lalu. Dan tidak ditunjukkan ke publik.
“Karena ini pasti akan mengganggu penyidikan teman-teman kepolisian. Foto yang terjadi tanggal 8 di TKP, posisi yang paling penting. jenazah masih ada di tempatnya di Duren Tiga,” kata Anam.
Ia mengatakan juga akan menyerahkan foto itu ke penyidik Bareskrim untuk kepentingan penyidikan.
Mengenai jejak digital yang berisi perintah untuk menghilangkan sejumlah barang bukti di TKP, dan membersihkan TKP usai insiden penembakan, Anam menyebut hal tersebut sudah menjadi bukti kuat adanya obstruction of justice.
“Jejak digital perintah terkait barang bukti supaya dihilangkan, kami mendapatkan itu. Dari itu semua kami meyakini adanya obstruction of justice atau menghalangi, merekayasa dan lain sebagainya dalam kasus ini,” katanya dikutip dari Tribun.Jakarta.
Selain itu Choirul Anam menyatakan bahwa skuat yang dimaksud mengancam akan membunuh Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J, ternyata adalah Kuwat Maaruf, sopir sekaligus asisten rumah tangga Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Kuwat Maaruf telah ditetapkan menjadi salah satu tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.
Sebelumnya kata Anam, beredar informasi adanya skuat-skuat yang mengancam Brigadir J sebelum dibunuh. Skuat yang dimaksud sempat mengarah ke sejumlah ajudan Irjen Ferdy Sambo. Namun ternyata yang dimaksud adalah Kuwat Maaruf.