Dokter Ahli Gender Jelaskan Maksud Mahasiswa Unhas Mengaku Bergender Netral

MAKASSAR – Video viral mahasiswa baru (maba) Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama M. Nabil Arif yang diusir karena mengaku berjenis kelamin netral atau gender netral tuai reaksi berbagai pihak.

Direktur the Center for Gender Studies dan Peniliti di Insists Jakarta dr Dinar Dewi Kania menilai bahwa Nabil sebenarnya tak memahami maksud ucapannya.

Dinar menganggap mahasiswa itu hanya termakan doktrin atas klaim gender netral yang bermaksud mencari dukungan LGBT. Hal itu disampaikan Dinar menanggapi peristiwa pengusiran Nabil yang mendadak viral di sosial media.

Dalam video yang berdurasi satu menit lebih, Nabil diusir oleh pimpinan kampus lantaran mengaku berjenis kelamin netral atau gender netral.

Nabil menyebut dirinya bukan laki-laki ataupun perempuan. Dia berada di tengah-tengah. Dinar menilai mahasiswa itu tengah membawa salah satu misi dari lesbi, gay, biseksual, transgender (LGBT).

“Dia berbicara soal identitas gender yang fluid, pendapat ini sebenarnya antisains dan lebih kepada doktrin karena mereka menganggap gender dan bahkan jenis kelamin adalah konstruksi sosial,” kata Dinar Dewi Kania kepada JPNN, Senin (22/8).

Dinar Dewi Kania menjelaskan, persoalan ini ada hubungannya dengan pengaruh filsafat postmodern di barat yang diartikulasikan menjadi aktivisme, di mana mereka berpendapat tidak ada kebenaran yang absolut.

Postmodern yang berubah menjadi gerakan, kemudian mempengaruhi pop culture.

Kemudian fokus mereka akhirnya mengerucut terkait isu seksualitas dan gender yang di dalamnya adalah normalisasi terkait LGBT.

“Pemikiran semacam ini akhirnya dikonsumsi tanpa kritis, oleh generasi muda melalui media sosial ataupun media lainnya,” tambahnya.

Salain itu, Dinar Dewi Kania menilai jawaban mahasiswa tersebut bukan biasa. Mahasiswa itu tengah mencari dukungan di sosial media.

“Jawaban mahasiswa tersebut tidak biasa. Respons setelah ditegur, ia justru mengunggah kata-kata kasar di medsos dan mencari dukungan, alih-alih melakukan instropeksi diri,” terangnya.

Sekadar diketahui, hingga saat ini dosen dan mahasiswa tersebut sudah bertemu. Mereka sudah sepakat menuntaskan masalah yang viral itu. (wan/mcr29/jpnn)

Tinggalkan Balasan