Film Sayap Sayap Patah Dituduh Plagiat Broken Wings, Simak 4 Faktanya

JAKARTA – Film Sayap Sayap Patah mendadak ramai diperbincangkan di Twitter, Minggu (21/8) setelah dituduh plagiat. Pasalnya Film Sayap Sayap Patah yang dirilis pada 18 Agustus 2022 diduga merupakan plagiat dari film Broken Wings yang bakal tayang 22 Agustus 2022.

Tak sedikit yang menuding film garapan Rudi Soejarwo itu plagiat judul dan ide cerita dari Broken Wings. Meski begitu, belum diketahui kebenaran dari tudingan tersebut.

Informasi mengenai dugaan plagiat Sayap Sayap Patah, diketahui dari Jurnal Gaya pada 21 Agustus 2022 melalui akun Facebook Desi Suyamto.

Melalui media sosialnya tersebut, Desi Suyamto yang merupakan salah satu ilmuwan di IPB membeberkan faktanya.

“Ya ampun! Ternyata, judulnya cuma copy paste & Google Translate dari film yang teasernya sudah rilis lebih dulu, dengan plot cerita yang kurang lebih sama (kisah cinta di saat terjadi insiden), hanya diganti event, cast dan settingnya. Seluruh Indonesia malu,” kata Desi Suyamto.

Desi Suyamto menjelaskan, bahwa Film sayap-sayap patah lebih dahulu rilis, akan tetapi sebenarnya teaser video bahkan sinopsis film Broken Wings sudah lebih dulu tayang.

“Terlepas dari tanggal rilis film Broken Wings yang ternyata ditunda dari target tayang sebelumnya, sebagaimana tertera pada poster dalam postinganku terkait, yang konon diakibatkan oleh masih adanya permasalahan penggunaan hak cipta musik yang dijadikan soundtrack film tersebut,” jelas Desi Suyamto.

“Sedangkan official teaser film terjemahan Broken Wings, baru dipublikasikan di channel YouTube produsernya pada tanggal 21 April 2022,” sambungnya.

Bahkan, Desi Suyamto membeberkan fakta lain yakni artikel berita tentang proses pembuatan Broken Wings.

“Publikasi berita proses pembuatan film Broken Wings, kutemukan telah ada sejak 2 tahun yang lalu,” kata Desi Suyamto disertai dengan link berita dari platform media.

Berikut lima fakta tentang film Sayap Sayap Patah.

  1. Inspirasi Film Sayap Sayap Patah

terinspirasi dari peristiwa 8 Mei 2018 ketika 155 narapidana teroris membobol rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Peristiwa itu menyebabkan lima anggota Densus 88 yang bertugas gugur.

“Film ini berawal dari cerita peristiwa di Mako Brimob 2018,” ujar eksekutif produser, Denny Siregar di kawasan Jakarta Selatan pada 26 Januari 2022. “Bisa dibilang ini monumen buat mereka. Jarang mereka yang gugur di negara kita diberi sebuah monumen. Cuma di sini seniman bisa membuat karya sebagai peran pikiran karya mereka,” sambungnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan