JabarEkspres.com – Kasus pembunuhan berencana atas Brigadir J alias Brigadir Yoshua Nofryansyah Hutabarat bukanlah skema pertarungan antara polisi melawan polisi, melainkan polisi melawan mafia, kata mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Soleman B Ponto.
Usai kabar kematian Brigadir J, kasus yang terjadi di Duren Tiga itu disebut-sebut merupakan aksi tembak-menembak antaranggota polisi.
Perlahan-lahan, isu tersebut merupakan “bikinan” dari Ferdy Sambo. Timsus menyatakan, lewat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, bahwa tidak ada peristiwa tembak-menembak dalam insiden yang menewaskan Brigadir J.
Kesimpulan Timsus justru sebaliknya. Peristiwa itu merupakan penembakan. Lebih tepatnya, pembunuhan berencana atas Brigadir J yang didalangi oleh Ferdy Sambo.
Fakta-fakta di lapangan mulai terbongkar. Bahkan lebih lanjut, insiden tersebut juga merupakan peristiwa peperangan polisi melawan polisi.
Yang terjadi di Duren Tiga itu merupakan konflik puncak antara polisi melawan mafia.
Mantan personal TNI AL dengan pangkat terakhir laksamana muda itu menilai penanganan kasus insiden berdarah di rumah Ferdy Sambo merupakan bentuk peperangan melawan mafia.
“Bukan polisi lawan polisi di rumah polisi, tetapi polisi lawan mafia di rumah polisi,” kata Soleman dalam diskusi berjudul Bongkar Kerajaan Mafia Sambo! yang ditayangkan di YouTube, Minggu, 21 Agustus 2022, seperti dikutip JPNN.com.
Alumnus Akmil 1978 itu mengibaratkan Ferdy Sambo sebagai mafia.
Adapun Nofryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas dibunuh di rumah mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri itu merupakan polisi yang melawan mafia.
Soleman membeber alasannya menilai Ferdy Sambo sudah pantas disebut mafia.
Menurutnya, mafia yang membunuh orang lain biasanya menghilangkan barang bukti, membersihkan tempat kejadian perkara, membuat alibi, hingga bercerita bohong soal kematian korban.
“Empat persyaratan mafia terpenuhi, apa yang dilaksankan oleh Kaisar Sambo,” beber Soleman.
Pria asal Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, itu menjelaskan mafia tidak bekerja sendirian.
Soleman menegaskan kasus Sambo juga melibatkan puluhan polisi yang berupaya merintangi penyidikan.
Hingga saat ini 83 polisi yang diperiksa karena diduga terkait dengan Ferdy Sambo.