Lagu Sambo

 

Arala Ziko

seorang investor Amerika pernah berkata siklus terjadi di mana aja, termasuk di berbagai aspek kehidupan. Siklus itu seperti pendulum, kadang bergerak ekstrim ke kiri, ke tengah kemudian ekstrim ke kanan, yg sulit diprediksi adalah kapan pendulum itu bergerak. Kondisi di Amerika juga tidak berbeda, setelah kejayaan masa masa Kulit putih dulu, situasi yg dulu awalnya di posisi ekstrim, mulai bergerak ke kondisi yg lebih majemuk, namun dengan adanya kasus Trump, bukan tidak mungkin situasi tsb dapat berubah kembali.

 

dabaik kuy

abah tolong di investigasi dokumen rahasia kaisar 303… kalau bukan org dalam gak mungkin bisa bikin dokumen itu. berarti di internal polis ada polisi putih… tp baru kali ini bisa bersuara itupun anonim lewat akun twitter opppsitexxxxxx…. terlalu mendominasi nya kekuasaan oknum polis … sampai polisi putih sulit membuka kebenaran…

 

herry isnurdono

Abah DI nulis mantan President USA Donald Trump……hem…….lebih bagus Abah DI nulis patner bisnisnya Donald Trump di Indonesia aja. Pengusaha Harry Tanoe bos MNC Group, jadi kongsian bikin proyeknya di Lido dsb. Siapa tahu Abah DI kecipratan proyek2nya. Lumayan. Trilyunan rupiah kalau jadi. Syukur2 Abah DI ketemuan sama Donald Trump bahas proyek wisata yang di Indonesia…………..

 

Nurkholis Marwanto

Amerika mau civil war part 2. Kalau memang terjadi, Rusia dan Tiongkok tinggal ” keplok-keplok” dari jauh. Negara pengekspor demokrasi mau runtuh.

 

Mbah Mars

Amerika harus mau studi banding ke ameriki. Iya riki (sini). Ke Indonesia. Di sini sudah muncul tokoh yg bisa menyatukan dua kubu yg selalu bertengkar. Untuk sementara, cebong dan kampret kompak. Bisa disatukan oleh Sambo. Maka, di Amerika mustinya juga begitu. Munculkan Sambo versi Amerika. Biar cebong dan kampret versi USA bisa bersatu. Meski sementara. Eh, di sana mana yg kampret, mana yg cebong ya ? Kayaknya kok loyalis demokrat itu cebong. Liyalis Republik kampret. Tolong Pak Mirza dijlentrehkan nggih.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan