JAKARTA – Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak bongkar dugaan jumlah harta Irjen Ferdy Sambo.
Kamaruddin mempersoalkan harta Ferdy Sambo yang dinilai jumlahnya cukup fantastis.
Kamaruddin lantas mempertanyakan dari mana sumber uang yang didapatkan Ferdy Sambo selain menjabat sebagai Kadiv Propam.
“Kamu lihat enggak berapa hartanya, ada berapa Lexus nya? Itu uang dari mana? berapa memang gaji Kadiv Propam,” ucap Kamaruddin, Senin (15/8).
Kamaruddin Simanjuntak juga membocorkan dugaan sumber pemasukan Ferdy Sambo setiap bulan.
“Jadi jangan-jangan uang yang besar-besaran ini yang informasinya Rp 800 miliar hingga 1 triliun per bulan ini mengalir hingga jauh. Kenapa semua lembaga negara ini tutup mata. Jangan-jangan semua lembaga negara sudah tersandera mafia,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan adanya dugaan Ferdy Sambo menyuap padahal kondisi istrinya kini sedang sakit.
“Kenapa dia rumahnya banyak, uangnya banyak, terus mobilnya, mobil-mobil Lexus banyak. Kemudian kok dia bisa istrinya katanya tergoncang, sakit, stress tapi kok bisa menyuap-nyuap orang,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.
Diketahui sebelumnya, rekening atas nama Brigadir J diduga juga melakukan transaksi berupa transfer sebesar Rp 200 juta, pada Senin 11 Juli 2022.
BACA JUGA : Ferdy Sambo Cs Bersikukuh Jika Putri Candrawathi Korban Pelecehan, Sampai Adakan Rapat Khusus
Uang itu ditransfer ke rekening bank salah satu tersangka pembunuhan yang kini sudah ditahan.
“Terkonfirmasi sudah. Memang benar apa yang saya sampaikan. Bahwa tanggal 11 Juli 2022 masih transaksi. Artinya 3 hari setelah dia meninggal. Orang mati mengirimkan duit. Dari rekening almarhum Yosua mengalir ke tersangka Rp 200 juta. Kebayang nggak kejahatannya seperti apa. Ajaib tho,” ujar pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, Rabu (17/8), dilansir dari FIN.co.id.
Karena itu, Kamaruddin meminta Pusat Pelaporan dan Transaksi Analisis Keuangan (PPATK) untuk melakukan pelacakan dan penelusuran aliran dana dari rekening Brigadir J.
“Libatkan PPATK, mengapa bisa ada transaksi. Sedangkan orangnya kan sudah mati,” imbuhnya.
Sampai saat ini, lanjutnya, empat rekening bank, laptop merk Asus dan 3 ponsel milik Brigadir J belum jelas keberadaannya.
Menurut Kamaruddin, pihak PPATK harus menelusuri ke mana dan dari mana aliran dana itu.