JABAREKSPRES.COM – Puluhan siswa SD di Yayasan Baiti Jannati yang saksikan aksi brutal, seorang paman tikam keponakan di dalam kelas, akan ikuti penyembuhan trauma atau trauma healing.
Trauma healing yang diselenggarakan pihak kepolisian ini rencananya akan diselenggarakan pada selasa (16/8).
Trauma healing dilakukan terhadap puluhan siswa yang menyaksikan peristiwa pembunuhan teman sekelasnya S (12), yang terjadi pada Selasa (9/8), di sebuah ruang kelas SD Yayasan Baiti Jannati di Jalan Murai, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Korban bersama temannya saat itu sedang belajar membaca Al-Quran di dalam kelas, pelaku R (32) yang menyelinap masuk ke kelas langsung menusuk S dengan sebilah pisau dapur dan mengenai bagian dada kiri.
Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha Pranata menyebut ada sekitar 50 siswa SD yang akan mengikuti trauma healing itu.
Tak hanya siswa, guru di sekolah tersebut juga akan turut serta dalam kegiatan tersebut.
“Kami kemarin telah berkoordinasi dengan kepala SD Baiti Jannati dan juga dengan Biro Psikologi Polda Sumut, Insya Allah kami akan melakukan trauma healing kepada 50 anak-anak SD yang menyaksikan peristiwa tersebut dan juga guru-gurunya,” kata Kompol Yudha saat konferensi pers di Mapolsek Sunggal, Sabtu (13/8).
“Hari Selasa besok jam 09.00 WIB,” sebutnya. Setelah kejadian itu, kata Yudha, seluruh anak di sekolah tersebut telah diliburkan.
Hal itu dilakukan untuk memberikan ketenangan kepada para siswa yang melihat kejadian tersebut.
“Iya, diliburkan selama satu Minggu,” ungkapnya.
Kapolsek juga mengungkap motif pembunuhan tersebut. Dia mengatakan pembunuhan terhadap siswa SD itu dilatarbelakangi dendam pelaku terhadap korban.
“Untuk motif, tadi malam kami interogasi yang bersangkutan (pelaku,red), ada perkiraan, masih perkiraan kami, untuk motif diduga ada dendam dari R terhadap Almarhum S,” kata Kapolsek Sunggal Kompol Chandra Yudha Pranata saat konferensi pers di Mapolsek Sunggal, Sabtu (13/8).
Meski begitu, Yudha mengatakan pihaknya hingga saat ini masih mendalami lebih lanjut soal pengakuan korban tersebut. Namun, berdasarkan pemeriksaan, pelaku memang ingin meluapkan emosinya kepada korban hingga memutuskan untuk menikamnya.