KPAD Kabupaten Bandung Nilai Perngawasan Guru dan Orang Tua Mulai Acuh di Era Digital

JabarEkspres.com, CIPARAY – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bandung menilai bahwa perlindungan dan pengawasan terhadap usia anak-anak, termasuk di lingkungan pendidikan, harus ditingkatkan.

Ketua KPAD Kabupaten Bandung, Ade Irfan Al Anshory, mengatakan bahwa berkembangnya digitalisasi jadi salah satu faktor untuk tingkatkan pengawasan terhadap anak pada zaman sekarang.

“Memang ini krisis sebetulnya, anak-anak mungkin tak sadar,” kata Irfan kepada Jabar Ekspres belum lama ini.

Menurutnya, perhatian dari guru di sekolah dan keluarga, khususnya orang tua, untuk saat ini banyak yang acuh terhadap pola membimbing anak.

“Dulu orang tua itu mengawasi anak sampai menelepon gurunya. (Menanyakan) anaknya berangkat (sekolah) atau enggak,” ujarnya.

Dia melanjutkan, ketika sang anak masih ada di rumah, orang tua zaman dulu kerap meminta supaya anaknya lekas berangkat sekolah, sangat berbeda dengan perhatian zaman sekarang.

“Anaknya (oleh orang tua zaman dulu) disuruh berangkat sekolah, pendidikan agama dan lain-lain,” ujarnya

Irfan mengaku, dirinya mempunyai lembaga pendidikan sehingga cukup rinci mengetahui perbedaan pola asuh anak oleh orang tua dan guru pada era modern dengan zaman dulu.

“Kalau sekarang karena itu berbeda jauh. Jadi, anak yang dijemput oleh gurunya untuk sekolah,” ucapnya.

Irfan melanjutkan, meski ada guru yang berupaya membujuk anak didiknya berangkat sekolah, namun tak jarang pihak keluarga justru mendukung keinginan anak tidak pergi sekolah.

“Ada orang tuanya, ada walinya dan ditanya kenapa anak tidak sekolah tapi jawabannya biarin lagi nonton tv,” paparnya.

Irfan menerangkan, salah satu upaya yang bisa dilakukan guna menekan kasus kekerasan pada anak yakni dengan pengawasan serta pendekatan emosional, baik oleh keluarga juga peran guru di sekolah.

“Karena banyak anak-anak jadi korban (kekerasan fisik dan mental) tapi enggan melapor,” imbuhnya.

Bermacam alasan seorang anak korban kekerasan enggan melapor antara lain karena takut, malu dan khawatir.

Dia berpesan, supaya peran guru di setiap sekolah bisa lebih memberikan pengawasan bagi anak didiknya, agar peristiwa siswa SD yang meninggal akibat depresi menjadi korban perundungan, tak terulang kembali.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan