Saat itu sang istri –duh, siapa sih namanya?– langsung menarik simpati publik. Masyarakat memuji dan menyayangi sang istri. Sikapnya sangat wanita dan berserah diri.
Sampai-sampai sang istri justru dijadikan bintang iklan Sido Muncul. Gila. Berani. Menjadikan istri seorang yang baru tertangkap kasus narkoba sebagai bintang iklan. Ini iklan melawan arus. Tapi harus dicatat dalam sejarah marketing: pernah ada iklan melawan teori seperti itu. Dan sukses.
Memang masih ada kata-kata sang istri yang akan dikenang abadi di iklan itu: “Di saat-saat yang sulit seperti ini saya harus hanya mendengarkan hati nurani saya sendiri”.
Baca Juga:Innalillahi, Sungai Kapuas Meluap, 13 ribu jiwa Terdampak BanjirJakarta Selatan Waspadai Hujan ‘Petir’, Berikut Prediksi Cuaca Lengkap Wilayah Jakarta Hari ini
Itu kata-kata yang sangat bagus. Simpatik. Bermakna dalam. Lalu ditambahi oleh misi iklan itu: dan di saat masuk angin saya harus tetap ingat…. (sebaiknya saya tidak menyebut langsung nama produk itu).
Mungkin Ny Sambo kurang mendengarkan hati nuraninyi sendiri. Atau sudah. Kelak, setelah 40 hari, kita akan tahu. Apakah pengaduan Ny Sambo soal pelecehan seksual oleh Brigade J itu muncul dari hati nuraninyi sendiri.
Yang jelas ucapan Ny Sambo bahwa dia mencintai suami yang sedang di jurang kehancuran itu sudah termasuk kata-kata yang istimewa. Bahwa itu belum mampu menggerakkan simpati publik, setidaknya simpati saya. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Mendung Udan
No Name
Dugaan saya, lagu mendung Udan dipakai sebagai pengiring kegiatan tim senam nya Abah .. Salam hormat dari Lombok
alasroban
Pencipta lagu “mendung tanpo” udan nampaknya sodara / handai taulan daripada yang mana pemilik media cetak / koran. Karena cita-citanya di masa depan baca koran sambil sarungan. Itu berita gembira bagi awak media / pemlik koran. Masa depan masih banyak konsumen.
Tri Hadmanto
Mendung Tanpo Udan (MTU). Sebuah kalimat yang bisa bermakna ganda. Bagi mereka yang mengharapkan HUJAN , maka MTU berarti harapan yang tidak terealisasikan, atau PHP atau bahkan musibah. Mendung yang sudah menggelantung memberikan harapan bahwa Hujan akan segera turun, karena kalau hujan turun, maka ia akan mendapatkan sesuatu yang menguntungkan, atau setidak-tidaknya langit menjadi terang, sehingga semuanya jelas terlihat. Di sisi lain, bagi mereka yang memiliki harapan “SEMOGA MENDUNG TIDAK BERLANJUT KE HUJAN” maka MTU adalah berkah baginya. Dan ia akan mendapatkan benefit dari batalnya hujan. Nah kembali ke Kasus Brigadir J yang telah menjadi mendung yang kian tebal. Sebagian besar masyarakat, paling tidak menurut hemat saya, berharap mendung itu dapat pecah dan airnya keluar habis habisan, sehingga langit menjadi terang benderang. Kalau yang terjadi ternyata TIDAK ADA HUJAN, maka mereka termasuk orang yanng kena PHP. Sebaliknya ada sebagian lagi masyarakat yang berharap bahwa MTU benar benar hanya Mendung saja, tanpa pernah jadi Hujan, maka ia akan lanjut dengan skenario yang telah disusun sebelumnya. Wallahualam Bisawab. Apakah MTU itu Berkah atau Musibah ?
