Jimmy Marta
Herannya saya sama dg abah. Autonomy kok masuk kelompok perusahaan teknologi. Apa karena mobil rentalnya berteknogi tinggi. Atau proses persewaannya pakai aplikasi. Itu kan hanya mekaisme. Usahanya ya sewa menyewa mobil. Tentu ini masuk kelompok jasa otomotif. Minjam uang ke bank jg begitu. Prosesnya serba online. Register dan login via aplikasi bank bersangkutan. Kan gk mungkin bank nya jd perusahaan kelompok teknologi…hihihi…. Tapi sy gk tahu, dan abah jg gk ngasih tahu. Apa autonomy ini aplikasi punya banyak fitur. Rental itu hanya salahsatunya sj. Mungkin disitu marketplace jga. Fooder, pinjol, judjol atau ol ol ada juga… haha.
Liam Then
Iklan porno kayaknya bukan salah Disway. Hehehe. Coba kurangi klik berita-berita perselingkuhan, atau kurangi membaca hal-hal yang berhubungan dengan daerah sejengkal dibawah pusar. Perbanyak browsing tentang kapal pesiar, pesawat terbang pribadi,resort liburan ternama, jam termahal, stick golf terbagus. Iklannya pasti berubah. Saya gak tau apakah Disway bisa mendaftar hitamkan pihak pengiklan ke Google. Harusnya laporan ke kominfo, jika pengiklan pakai konten iklan tak sopan dan menyesatkan. Web mereka bisa di blacklist di block oleh kominfo. Mungkin bisa juga dengan laporan ke kepolisian,kalau memang merasa serius dan terganggu. Web-web iklan dengan produk seperti gituan, ijin dan sumber produknya kebanyakan banyak yang meragukan.
Udin Salemo
ya, pasti mypertamina. ketika perusahaan minyak negara jiran untung beratus triliun rupiah, pertamina hanya untung belasan triliun rupiah. hanya 9,4% dari untung perusahaan minyak negara jiran. ceo dan komisaris petronas mungkin ketawa ngakak melihatnya. katanya komisaris anu hebat. yaaa…ampuuun. saya selalu percaya bila orang bukan ahlinya diberi jabatan yang buka core-nya siap melihat hasil mengecewakan.
Liam Then
Ada cerita ,nun jauh di sana. Tentang app dahsyat suatu perusahaan, yang berkomisaris ternama ,yang terkenal galak, dan di idolakan banyak orang. Yang di tunjuk langsung, yang tantiem dan gajinya mulai dari komisaris ,direktur utama, wadirut,deputi,wah wah jumlahnya. Tak mampu membendung app bikin susah untuk di luncurkan. Bikin app seperti itu tentu mahal, apalagi yang tersistem secara nasional, terhubung dengan jaringan keuangan perbankan ,data masyarakat dan sebagainya. Aduh betapa borosnya. Jika app nya tak berguna. Dari segi keuangan perusahaan, energi dan biaya yang dihabiskan oleh masyarakat secara total. Jika kita jongkok atau duduk terlalu lama, biasanya ada fenomena kebas, tidak bisa merasakan apa-apa. Di tuwil-tuwil dan di cubit biasanya juga gak bakal terasa sakit atau geli. Fenomena kebas ini, tidak berlaku di bawah sana, kepada mereka yang pontang-panting. Keuangannya genting. Sehingga terpaksa ngantri bbm subsidi. Pontang panting, demi anak istri. Mereka tak sadar. Mereka sangat berharga. Pontang -panting mereka ,juga penggerak utama ekonomi negara, yang ditopang sektor konsumsi. Konsumen sekaligus kontributor ekonomi negara yang pontang-panting itu, jangankan mikir buka rekening di Singapur. Cek isi rekening sendiri di ATM saja malas dan bikin trauma. Mereka sekarang harus beli kuota, download app, yang tak tau gunanya nanti apa. App sudah terbeli. Sudah dieksekusi. Diatas kebas duduk Dibawah pontang panting App developer …….(tolong diisi )