Selain itu, ia pun menjelaskan bahwa lahan di hutan daerah Kiara Payung ditanami dengan berbagai pohon. Mulai dari bambu, kopi, hingga pohon hutan. “Ini, kan, di atas ketinggian 900-1400 sampai kepuncak Manglayang itu. Di sini pinggir sungai kecil bambu, agak atas sedikit bisa ditanami kopi, terus bisa ditanami pohon hutan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan bahwa penanaman rehabilitasi DAS sejalan dengan program Pemda Jabar dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.
“Kami sedang membangun ‘Jabar Ngabret’ tetapi tetap berwawasan lingkungan. Jangan sampai pembangunan hebat tetapi lingkungan rusak. Maka dari itu kita harus jaga dan rawat,” kata Wagub Uu.
Panglima Santri Jabar ini pun mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang hutan, memelihara sumber mata air.
“Tolong tanam pohon di mana saja. Jika tidak sama kita, oleh siapa lagi. Kalau tidak, sekarang, kapan lagi. Jawa Barat sudah jelas polusinya meningkat,” tegasnya.
Terakhir, ia pun meminta kepada pihak swasta untuk ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan di Jabar. Karena, jika hanya mengandalkan anggaran dari APBD saja terbatas.
“Peduli para swasta terhadap lingkungan hidup mohon ditingkatkan. Karena memang kalau mengandalkan anggaran kami terbatas. Masih banyak yang dibutuhkan untuk pembangunan selain masalah lingkungan. Tapi kalau dibantu oleh swasta akan membanggakan,” katanya.
“Saya minta masyarakat yang investasi, dan menanamkan uangnya di Jabar dan mendapatkan penghasilan di Jabar tolong peduli terhadap lingkungan di Jabar,” pintanya sembari mengakhiri wawancara.
Ditempat yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih mengapresiasi langkah Pemprov Jabar dalam menggalakan penanaman pohon dan rehabilitasi di lahan kritis.