“Sebenarnya ada satu barang bukti lagi yang harus diamankan. Yakni mobil yang dikemudikan Yosua dari Magelang menuju Jakarta itu,” ujar Johnson.
Kamaruddin menemukan bukti baru: pembicaraan telepon Yosua dengan keluarga. Yang dimaksud keluarga mungkin sang adik, yang juga anggota Polri. Asumsinya: Sang adik sampai dimintakan pindah dari tempat tugasnya di Mabes Polri.
Kemungkinan lain: telepon itu ke ibunya. Yosua sangat dekat dengan sang ibu. “Begitu berat ancaman yang diterima Yosua sampai Yosua dalam telepon itu menangis,” ujar Kamaruddin.
Seorang polisi sampai menangis. Betapa berat ancaman itu. Menurut catatan pengacara, ancaman itu datang sejak bulan Juni. Sampai berhari-hari. Pun sampai sehari sebelum kematiannya.
Yosua terus curhat mengenai ancaman itu ke ibunya. Baik lewat telepon maupun WA. Sampai sehari sebelum kematiannya Yosua masih menelepon Sang ibu.
Bahkan jam 10.58 tanggal 8 Juli itu Yosua masih menelepon ibunya dari Magelang. Di telepon terakhir itu Yosua mengatakan segera berangkat. Dari Magelang ke Jakarta. Jangan dihubungi. Kalau sang ibu mau menghubungi setelah tujuh jam kemudian saja.
Pagi itu Yosua juga bicara dengan ibunya soal rencana kepergian Irjen Pol Ferdy Sambo ke Balige.
“Saya akan minta izin bapak untuk bisa ikut ke Balige,” ujar Yosua seperti ditirukan pengacara.
Waktu ditelepon Yosua itu Sang ibu lagi ada di Balige. Bersama suami dan dua putrinyi. Yakni ke makam kakek-nenek Yosua dari pihak ibu.
Dari Balige mereka menuju Padang Sidempuan. Perjalanan 6 jam. Ke makam kakek-nenek Yosua dari pihak ayah.
Di Padang Sidempuanlah mereka menerima kabar Yosua tewas.
Begitu berat ancaman yang diterima Yosua. Maka tidak mungkin seorang yang dalam keadaan tertekan dan terancam seperti itu masih berani melecehkan wanita istri atasannya. Dari sini hampir pasti video single image di Disway Jumat lalu hanya mengada-ada. Mana mungkin. Sopir istri jenderal itu berpangkat rendah.
Kok sampai mau disandari dadanya oleh istri atasan yang lagi menangis saking kecewanyi pada sang suami yang punya pacar.
Awalnya orang berpikir: bisa saja. Yosua kan laki-laki normal. Bisa saja terpeleset. Tapi, dengan keterangan Kamaruddin soal adanya ancaman yang berat tadi skenario single image itu berantakan.