Menghadapi Orang Toxic, Simak 5 Cara Aman Ini – Ada banyak jenis karakter manusia di muka bumi ini, salah satunya orang yang toxic alias teramat menyebalkan atau berpengaruh buruk.
Bisa jadi, orang toxic ini mempunyai kondisi high-conflict personalities atau orang dengan perilaku yang kurang dapat diterima. Orang toxic seperti demikian kemungkinan punya masalah kepribadian, perlu cara khusus untuk menghadapi mereka.
Ada beberapa tips menghadapi orang toxic agar tak membuat kita semakin stres, sepeti yang dilansir Psychology Today:
- Penerimaan radikal
Terkadang kita tidak bisa mengharapkan seseorang bisa berubah, karena itu di luar kemampuan kita. Maka dari itu, yang bisa dilakukan adalah radical acceptance atau penerimaan secara keseluruhan. Kita menerima kondisi dan seseorang apa adanya tanpa mengharapkan adanya perubahan.
Kita menyadari bahwa mungkin seseorang tersebut sulit bahkan tidak akan berubah. Yang bisa berubah hanya strategi kita menghadapi orang tersebut, termasuk dengan cara membangun batasan.
- Menciptakan batasan
Batasan bukan hanya fisik, tapi bisa juga secara emosional. Jika secara fisik jelas kita bisa pindah ke tempat tertentu. Jika secara emosional, bisa dengan membatasi interaksi minimal 15 menit, membatasi jumlah chat, atau bahkan sama sekali tidak merespons-nya.
- Ambil waktu berduka
Berduka bukan hanya dilakukan pada orang yang meninggal dunia, tapi bisa juga untuk orang yang masih hidup. Berduka karena kehilangan versi diri dari seseorang atau hubungan yang kandas juga bisa dan justru membantu proses pemulihan.
- Sadari batas akal kita
Mungkin kita berharap si orang toxic ini suatu saat sadar akan perilaku mereka dan meminta maaf pada kita. Namun, berharap seperti itu akan memakan banyak energi kita. Maka dari itu, kita perlu menyingkirkan pikiran tersebut.
- Atur ekspektasi
Jika kita diharukan rutin bertemu orang toxic ini, kita perlu mengatur ekspektasi kita. Seperti misalnya, kita menemui kerabat yang sering julid.
Saat harus bertemu mereka, atur ekspektasi menjadi “bisa dapat THR dan makan ketupat” dan bukan “Akan ditanya kapan nikah.” Pokoknya sesuaikan ekspektasi dengan poin pertama yaitu penerimaan radikal.